bakabar.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Joko Siswanto menerangkan gas alam dapat menjadi energi alternatif di tengah transisi energi. Sebab, gas bumi relatif lebih bersih dengan menghasilkan CO2 sebesar 50 persen lebih rendah dibandingkan minyak dan batubara.
"Selain itu, harganya lebih terjangkau dan askesnya mudah didapat. Beralih ke gas merupakan quick win dalam mencapai NZE," katanya dalam Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) 2022 yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center, Kamis (22/9).
Hal tersebut menurutnya selaras dengan upaya pemerintah yang telah mencanangkan gas sebagai bahan bakar transisi dalam penyediaan energi nasional. Adapun target gas dalam bauran energi nasional akan meningkat dari 21 persen pada 2020 menjadi 24 persen pada 2050 dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
Seiring melambatnya pertumbuhan produksi gas menjadi 4 persen setelah 2025, dalam agenda transisi energi untuk kebutuhan listrik, Joko mengungkapkan permintaan domestik diproyeksikan meningkat 6,1 persen per tahun hingga 2035.
Berdasarkan laporan WoodMac, cadangan gas alam Indonesia hanya tersisa 35,6 Tcf. Sehingga, para pemangku kepentingan perlu menemukan solusi untuk memenuhi kebutuhan gas alam di tengah transisi energi.
"Indonesia perlu memaksimalkan pengembangan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan tersebut," jelasnya.
Executive Vice Presiden Pengadaan Gas dan Liquid Fuel Procurement PT PLN (Persero) Rakhmat Asyari menyampaikan PLN tengah mengimplementasikan peta jalan Net Zero Emission sejak 2021-2060. Salah satunya dengan ekspansi eksplorasi gas.
Eksplorasi gas dilakukan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia. Saat ini, sudah terbangun Infrastruktur Liquefied Natural Gas (LNG) dan jalur pipa gas, khususnya di Pulau Jawa dan Sumatera.
"Selanjutnya kami akan membangun infrastruktur gas untuk mendistribusikan LNG ke bagian timur Indonesia," terangnya.
Sementara itu, Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha PT Pupuk Indonesia Jamsaton Nababan menyebut gas bumi berguna untuk produksi pupuk. PT Pupuk Indonesia memiliki lima pabrik utama yang tersebar di seluruh Indonesia.
Untuk mempertahankan tingkat produksi, PT Pupuk Indonesia mengamankan pasokan gas sebagai strategi utamanya. Salah satu upaya mengamankan pasokan tersebut dilakukan dengan pengembangan gas bumi di Indonesia Timur.
"Kami merencanakan pengembangan di Papua Barat dan Masela sebagai upaya mengamankan pasokan gas di masa depan, sekaligus menstimulasi pembangunan di Indonesia Timur," pungkasnya.