bakabar.com, BANJARMASIN – Belakangan, rumah makan Padang non-halal, Babiambo menjadi perbincangan hangat usai sang pemilik dibawa oleh pihak kepolisian untuk dimintai keterangan karena laporan dari beberapa tokoh publik.
Salah satunya, Ustaz Hilmi Firdausi. Ia turut memberikan protes terkait rumah makan Padang tersebut dengan alasan sang pemilik rumah makan merusak citra dari masakan Padang.
“Menurut saya ini sudah melampaui batas. Warga Minang teguh dengan prinsip Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Masakan Padang terkenal di dunia karena citarasa, kelezatan & kehalalannya. Tolong jangan rusak itu. Kalaupun trick marketing, ini sudah kelewatan. Semoga segera diambil tindakan,” cuit Ustaz Hilmi Firdausi di Twitter, seperti dikutip bakabar.com pada Sabtu (11/6).
Cuitan yang dilontarkan Ustaz Hilmi pun viral dan menuai beragam respons dari pengguna Twitter.
Bahkan, berdasarkan pantauan bakabar.com pada Sabtu (11/6) malam, cuitan yang mencatut ‘Non-halal’ dan ‘Minang’ menduduki jajaran trending topik di Twitter.
Saat berita ini ditulis, sekiranya lebih dari 17,6 ribu cuitan non-halal. Sedangkan, Minang 28 ribu cuitan.
Respons Warganet
“Itu dijelaskan non-halal. Dagang mah sah-sah saja asal sudah ada keterangannya. Mungkin itu untuk kalangan tertentu, kecuali kalau tidak ada keterangan dan melabeli halal padahal isinya non-halal,” cuit @mrx***.
“Saya menilai dari sisi bisnis, itu bakal bikinwas-was muslim yang biasa makan di resto Padang. Bikin rendang babi aja, jangan bikin rendang babi Padang. Biar di kemudian hari tidak merugikan pihak manapun,” kata @kel***.
“Harus segera diambil tindakan. Masakan daerah kami, Minang terjaga kehalalannya,” ujar @cut***.
“Maaf ustaz, tanpa mengurangi rasa hormat saya terhadap prinsip saudara-saudara kita orang Minang, saya hanya mau bilang makanan tidak punya agama. Madura punya sate ayam khas, tapi saudara-saudara kita ada juga kan yang mengolah sate menggunakan daging non-halal?” kata @fau***.
Pemilik Babiambo Minta Maaf
Pemilik usaha Babiambo, Sergio akhirnya buka suara terkait usaha kulinernya yang menjual makanan olahan babi dengan nasi Padang.
Ia meminta maaf atas kegaduhan yang muncul. Ia pun mengaku tidak bermaksud menghina atau melecehkan suku maupun budaya mana pun.
“Saya pribadi mewakili brand sebelumnya yang disebut Babiambo yang pernah beroperasi selama berapa bulan, ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya. Terutama untuk teman-teman atau saudara-saudara yang mungkin merasa tersinggung,” kata Sergio dikutip bakabar.com dari Kompas.tv, Sabtu (11/6).
Sergio menjelaskan penamaan salah satu menu makanan di Babiambo yakni Nasi Padang Babi tersebut murni hanya pencitraan produk atau branding.
“Ini pure (murni) hanya saya mencoba usaha. Jadi, bukan maksud saya buat menghina siapapun,” ujar Sergio.
Sergio mengaku ingin membuat suatu inovasi produk makanan dengan bumbu khas Padang saat membuka usaha Babiambo pada awal pandemi 2020 lalu.
Menurut dia, ide tersebut muncul karena dirinya merupakan pencinta makanan khas Padang.
Oleh karena itulah, ia memutuskan membuat produk inovatif bernilai jual dengan target pasar tertentu masih tetap menggunakan bumbu khas Padang.
Dari situlah, kata dia, akhirnya nama Nasi Padang Babi pun lahir sebagai salah satu produk makanan dari Babiambo.