Primitive Monkey Noose

Primitive Monkey Noose, Pesan dari Kalimantan Selatan untuk Dunia

Band rock asal Kalimantan Selatan, Primitive Monkey Noose tengah melakukan Java Tour 2023. Sampul albumnya penuh makna.

Featured-Image
Primitive Monkey Noose lakukan Java Tour 2023. Foto: Instagram/primitivemonkey.noose

bakabar.com, JAKARTA - Band rock asal Kalimantan Selatan, Primitive Monkey Noose, tengah melakukan Java Tour 2023. Sampul albumnya penuh makna.

Primitive Monkey Noose terbentuk pada tahun 2022. Dengan debut EP (extended play/mini album) bertajuk 'Anthem Of South Borneo', yang memiliki jumlah 5 lagu di dalamnya.

Band rock yang beranggotakan Richie Petroza (Vokal), Oveck Arsya (Gitar), Ridho (Gitar), Wan Arif Fadly (Panting), Denny Sumaryono (Bas) dan Juli Yusman (Drumm).

Dengan satu kesamaan visi dan misi, Richie dan kawan-kawan serius untuk membentuk band yang memiliki karya nyata yang memiliki dampak bagi penikmat musik di Indonesia.

"Pengen bikin band beneran, ya maklum di daerah Batulicin kan enggak begitu banyak band yang karyanya dikenal sungguh-sungguh," tutur Richie.

Baca Juga: Primitive Monkey Noose: Kalsel Bukan Soal Tambang dan Hutan

Memiliki visi membuat musik berkarakter yang belum pernah terjamah sebelumnya, membuat ke enam pria asal Batulicin ini akhirnya membentuk grup band rock indie yaitu Primitive Monkey Noose.

"Ingin mengangkat khasanah kelokalan Kalsel dengan harap dapat menyampaikan pesan di tiap karya dengan baik," kata Richie, melalui interview pada bakabar.com, Senin (4/9).

Menafsirkan Pesan Sampul Gambar Album 'Waja Sampai Kaputing'

Sampul Album Primitive Monkey Noose, Waja Sampai Kaputing. Foto: istimewa
Sampul Album Primitive Monkey Noose, Waja Sampai Kaputing. Foto: istimewa

Primitive Monkey Noose telah merilis album dengan judul 'Waja Sampai Kaputing', dengan genre punk rock indie, yang memiliki total tujuh lagu di dalamnya.

Terdapat hal unik dalam album terbaru PNM kali ini. Di sampul album 'Waja Sampai Kaputing' tergambar seekor Bekantan, yang merupakan fauna asli Kalimantan Selatan, terlihat dengan pakaian lusuh dan alat musik Panting digenggamannya.

Dalam gamar tersebut, terlihat permainan warna antara biru, ungu serta merah, dengan kondisi sekitar yang hancur dan tak terbentuk.

Dari pernyataan Richie, Bekantan tersebut terlihat mengangkat tangannya dan tetap menjaga Panting tersebut, dengan harapan dapat meraih sesuatu untuk menyelamatkan diri dari pecahan perahu yang dinaikinya.

"Kalau untuk makna, bisa ditafsirkannya beda-beda," ungkapnya diselingi dengan tawa.

Baca Juga: Primitive Monkey Noose Rilis Album Terbaru 'Waja Sampai Kaputing'

Diketahui, PMN saat ini tengah melakukan Java Tour 2023 yang berlangsung pada 1 September di Synchronize Fest (Jakarta), 2 September di Pelatar Live (Jakarta), 3 September di Rumah Bergerak (Jakarta), 4 September di Media Visit (Jakarta), 5 September di M Bloc Space (Jakarta) dan 6 September di Extreme Moshpit (Bandung).

Kedepannya, Primitive Monkey Noose berharap bisa melakukan tur dibanyak kota di Indonesia. Tak hanya itu, Richie berharap ke depannya band ini akan membuat gebrakan baru dengan melakukan tur ke beberapa negara.

"Minimal Asia Tenggara atau Eropa, doain aja," tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner