bakabar.com, JAKARTA – Pakar Olahraga Nasional, Djoko Pekik Irianto menilai kegagalan kontingen Indonesia mencapai target di ajang Asian Games 2022 merupakan kemunduran bagi olahraga Indonesia.
Pasalnya, kontingen Indonesia hanya meraih tujuh medali emas, hasil ini sangat jauh dari edisi Asian Games sebelumnya yang sukses memperolehan 31 medali emas.
“Jika dilihat sisi target merupakan suatu kemunduran, namun saya sangat mengapresiasi seluruh atlet yang telah berjuang,” ujar Djoko Pekik kepada bakabar.com, Selasa (10/10).
Lebih lanjut, ia bahkan menegaskan perlunya evaluasi secara menyeluruh sesegera mungkin terkait dengan hasil tersebut.
Baca Juga: Tak Capai Target di Asian Games, PP FPTI Siap Balas di Olimpiade
Sebab, evaluasi dari gelaran Asian Games 2022 ini sekaligus untuk kemajuan olahraga Indonesia menjelang ajang Olimpiade Paris 2024 mendatang.
“Istilah saya itu adalah deep evaluation, melakukan evaluasi secara mendalam terhadap penyebab-penyebab kenapa kerja kita tidak terpenuhi, apa lagi kita kan sedang road to Olympic,” tuturnya.
Di sisi lain, menurutnya solusi atas kegagalan kontingen Indonesia di Asian Games 2022 harus mengacu pada Perpres 86 tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
“Sebetulnya kita sudah punya Perpres 86 Tahun 2021 ya, tentang DBON nah kalau itu diterapkan sesuai dengan skema yang dibuat itu bagus,” imbuhnya.
Baca Juga: Target 8 Emas Asian Games 2022 Meleset, Menpora Dito Minta Maaf
Kendati demikian, ia menilai DBON tersebut masih belum berjalan dengan sempurna. “Hanya sekarang DBON itu kan belum berjalan sebagaimana mestinya,” jelasnya.
Di samping itu, ia juga menambahkan bahwa jika di dalam DBON tersebut juga telah tertuang beberapa prioritas olahraga nasional yang difokuskan untuk turnamen berikutnya.
“Disitu sudah tercatat misalnya kita mengacu kepada prioritas 14 cabang Olahraga itu tentu adalah arahnya ke olimpiade,” ungkapnya.
“Nah tentu kita memilih cabang nomor bahkan kalau menurut saya kita tidak lagi hanya fokus pada prioritas Cabang olahraga tapi fokus pada prioritas nomor atau kelas di pertandingan,” sambungnya.
Meski demikian, ia berharap adanya tindakan serius dengan evaluasi secara mendalam untuk lebih fokus ke turnamen berikutnya agar prestasi Indonesia olahraga nasional tidak jeblok lagi.