bakabar.com, JAKARTA - Ancaman resesi global 2023 menjadi ujian bagi ekonomi Indonesia, meskipun secara umum ekonomi Indonesia berada pada posisi yang baik.
Hal itu diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah se-Indonesia di Sentul City, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
"Untuk ekonomi meskipun kita berada pada posisi yang baik, alhamdulillah perkiraan kita di 2022 kira-kira mungkin 5,2 atau 5,3. Ini sebuah prestasi yang sangat baik sekali karena di kuartal ketiga kita bisa tumbuh 5,72," ucap Presiden Jokowi.
Kendati demikian, Presiden Jokowi meminta semua pihak untuk tetap berhati-hati, mengingat sejumlah negara maju sedang bersiap menghadapi resesi. Hal itu diperparah dengan konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
"Ratusan juta penduduknya merasakan seperti sedang resesi. Hati-hati sepertiga itu artinya kurang lebih 70 negara alami guncangan ekonomi, karena pandemi dan perang ini sudah menyebabkan 47 negara masuk menjadi pasiennya IMF," ungkap presiden.
Sebelumnya, Managing Director IMF telah menyampaikan agar Indonesia berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan, meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada posisi yang baik.
Oleh sebab itu, Presiden Jokowi berharap krisis ekonomi di tahun 97/98 tidak terulang kembali. Jokowi lalu mengingatkan semua pihak agar berhati-hati dan bekerja keras.
"Jangan sampai keliru membuat kebijakan," tandasnya.