bakabar.com, BANJARMASIN – Presiden Joko Widodo menyampaikan alasan pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur. Dia menyebut pemindahan itu untuk pemerataan pembangunan.
“Yang paling penting pemindahan ini untuk pemerataan, untuk keadilan,” kata Jokowi dalam siaran langsung yang disiarkan YouTube Setpres, Selasa (15/3/2022).
Dia berkata Indonesia saat ini memiliki 17 ribu pulau, tapi 56 persen penduduk ada di Pulau Jawa. Menurut dia beban Pulau Jawa sudah terlalu berat. Itu belum ditambah dengan perputaran ekonomi yang 58 persennya berada di Jawa.
“Artinya apa, magnetnya ada di Jawa dan Jakarta. Oleh sebab itu harus ada magnet lain sehingga dari 17 ribu pulau ini semua tidak menuju ke Jawa, sehingga beban Jawa, beban Jakarta tidak semakin berat. Jadi dimulai dari sana. Pemerataan dan keadilan,” papar Jokowi.
Jokowi menyampaikan upaya pemindahan ibu kota negara sudah dilakukan pada masa Presiden Soekarno. Tapi saat itu, pemindahan urung dilakukan. Tak hanya di era Bung Karno, pada masa kekuasaan Soeharto sampai SBY, upaya pemindahan ibu kota masih tetap dilakukan.
“Ini kan sebetulnya dari proses yang panjang. Gagasan untuk memindahkan ibu kota ini sudah pernah diputuskan Bung Karno kira-kira tahun 1957. Tapi karena pergolakan, mundur, mundur, akhirnya tidak jadi,” kata Jokowi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodomemakai sarung saat berkemah di Ibu Kota Negara (IKN)Nusantara, Senin (14/3) malam.
Jokowi menghabiskan malam bersama beberapa menteri. Beberapa di antaranya adalah Menteri PUPR Basuki Hadimuljono alias Pak Bas, Menteri BUMN Erick Thohir, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.