bakabar.com, JAKARTA - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mendesak rezim militer Myanmar untuk menghentikan tindakan mematikan bagi rakyat.
Hal ini disampaikan Prabowo dalam sesi tanya jawab di International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 20th Asia Security Summit, Singapura, Sabtu (3/6) kemarin.
"Untuk Myanmar, sangat jelas bahwa ASEAN tidak menerima tindakan otoriter dan kegiatan serta tindakan mematikan rezim militer Myanmar terhadap rakyatnya sendiri," kata Prabowo.
Baca Juga: HUT ke 77, TNI AU Tumbuh Jadi Organisasi Militer Modern
Prabowo juga menyinggung kondisi sulit pernah dilalui Indonesia, namun militer saat itu diklaim lebih memilih menarik diri dari politik praktis untuk menjaga netralitas.
"Saya pikir kami adalah salah satu dari sedikit contoh di dunia di mana militer secara sukarela menarik diri dari politik hingga hari ini dan kami bangga akan hal itu," ujarnya.
"Indonesia, tradisi militer kita adalah kita adalah tentara rakyat kita bangkit dari rakyat kita bukan apa-apa tanpa rakyat," sambung dia.
Baca Juga: Bareskrim Polri Segera Buru Tersangka Baru Kasus TPPO Myanmar
Ia juga berharap Myanmar belajar dari Indonesia untuk keluar dari situasi pelik yang membahayakan rakyat. Justru mestinya militer berbalik untuk membela dan melindungi rakyat.
"Kami ingin meyakinkan rekan-rekan kami di Myanmar bahwa militer harus selalu membela rakyat dan tidak melakukan tindakan kekerasan terhadap rakyatnya sendiri," pungkasnya.