bakabar.com, TANJUNG – Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat pegiat seni Sanggar Suluh Banua, Kabupaten Tabalong, kehilangan job.
Sejak PPKM level 3 diterapkan di Tabalong, tidak ada satu pun job menghampiri anak-anak sanggar Suluh Banua, termasuk pegiat seni lainnya.
Sialnya lagi, akibat tak ada job, berimbas terhadap peralatan musik tradisional Sanggar Buluh Banua di Tabalong. Kondisinya mulai mengalami kerusakan akibat tak biaya pemeliharaan.
Pimpinan Sanggar Suluh Banua, Dedy Rahnoni mengatakan, kerusakan itu selain tak ada biaya pemeliharaan juga karena lama tak terpakai.
“Ibarat rumah tak di tempati cepat rusak,begitu juga dengan peralatan musik jika tak dipakai juga rusak,” katanya kepada bakabar.com, Jumat (3/9).
Rahnoni bilang, alat musik yang rusak gendang (babun), snar panting dan lainnya. “Kalau gendang ini pecah kulitnya, sementara snar panting putus,untuk lainnya harus mensteam kembali,” jelasnya.
Selain sejumlah peralatan yang rusak, kemampuan anak-anak juga tidak terasah. Karena selama PPKM ini tidak bisa berlatih. Dedy berharap pandemi cepat berlalu sehingga kehidupan kembali normal.
“Saya juga berharap ada kebijakan pemerintah ada kesempatan bagi kami penggiat seni untuk bisa beraktivitas kembali,” pungkasnya.