bakabar.com, JAKARTA - Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) mengimbau masyarakat untuk mencegah kontak langsung dengan unggas yang mati mendadak sehingga meminimalisir peluang terinfeksi.
"Namun jika ternyata terpaksa berkontak maka segera cuci tangan dengan sabun/disinfektan dan sebelum cuci tangan jangan menyentuh wajah atau mata," kata pengurus PDPI Dr dr Erlina Burhan, MSc, SpP(K) di Jakarta, Jumat (3/3).
Ia juga menyarankan masyarakat yang hendak membersihkan kandang unggas untuk mengenakan sarung tangan dan masker. Terutama saat membersihkan unggas yang hendak disantap menjadi bahan makanan.
Baca Juga: PPDI Minta Warga Tanbu Kalsel Tak Panik Hadapi Flu Burung
"Selain itu gunakan juga sarung tangan dan masker saat memproses atau mengolah unggas untuk bahan makanan," ujarnya.
Untuk itu, ia mengajak masyarakat untuk tetap mengonsumsi ayam dan telur yang dipastikan dimasak dengan matang.
"Tetaplah mengonsumsi ayam dan telur dan produk unggas lainnya asalkan dimasak dengan matang, terlebih lagi produk unggas merupakan protein hewani yang baik untuk mencegah stunting," jelasnya.
Baca Juga: Flu Burung Terdeteksi di Kalsel, Masyarakat Dianjurkan Jangan Panik
Ia menerangkan bahwa virus flu burung tak mampu bertahan di suhu di atas 59 derajat celsius sehingga masyarakat harus memasak ayam dan telur di atas suhu tersebut hingga matang.
"Jangan sampai masyarakat takut makan produk unggas, selama dimasak dengan matang maka dipersilakan untuk mengonsumsinya," imbuh dia.
Namun jika masyarakat menderita gejala tidak enak badan, demam, dan memiliki gejala influenza lainnya, terutama setelah kontak dengan unggas terinfeksi dalam 10 hari terakhir. Maka ia meminta masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan virus flu burung merebak.
"Sekali lagi saya tekankan, kita boleh waspada namun jangan panik, karena masih belum terbukti terjadi penularan dari manusia ke manusia seperti COVID-19, ini baru dari unggas ke manusia," katanya.