bakabar.com, JAKARTA - Polusi udara di Kota Jakarta semakin mengkhawatirkan. Hal itu terungkap dari kualitas udara di ibu kota yang berdampak buruk terhadap kesehatan warga yang beraktivitas di luar rumah.
Salah satunya dirasakan oleh warga Pejagalan, Penjaringan, Jakarta utara, Hani (24) yang sering beraktivitas di luar rumah. Menurutnya, dalam beberapa waktu terakhir, kualitas udara Jakarta sangat buruk sehingga berdampak terhadap kesehatannya.
Hani mengungkapkan, dirinya mulai mengalami penurunan kesehatan yang diduga akibat paparan polusi udara Jakarta. Gejala seperti batuk dan pilek telah dialami secara serentak oleh Hani dan keluarganya. Terakhir, teman-temannya juga mengalami hal serupa.
"Keluarga saya sama temen-temen serentak batuk pilek. Saya baru sembuh dua mingguan. Udaranya nggak enak juga, saya sempat sampe mimisan," ujar Hani, Jumat (11/8).
Baca Juga: Polusi Udara dan Sinar Matahari Sebabkan Penuaan Kulit
Di beberapa kesempatan, Hani sempat menyaksikan adanya kabut di ujung cakrawala. Fenomena itu ia amati selalu terjadi di pagi hari saat hendak beraktivitas di luar rumah.
"Tiap hari aktivitas keluar rumah, awalnya kalo misalnya kerja, pagi-pagi jam 7-an gitu saya lihat tumben banget ada kabut. Eh ternyata polusi udara. Saya langsung cek-cek berita dan benar ternyata kualitas udara Jakarta lagi buruk banget," jelas Hani.
Hani pun berharap ada solusi nyata dari pemerintah untuk menangani polusi udara di Jakarta. Ia meminta pemerintah segera menegakkan aturan pembatasan kegiatan industri yang masih masif di ibu kota.
Sementara itu, berdasarkan pantauan situs IQAir, kualitas udara di Jakarta pada Jumat (12/8) dinyatakan tidak sehat. Indeks kualitas udara atau air quality index (AQI) Jakarta berada di angka 158 pada pukul 13.00 WIB, dengan Materi Partikulat atau PM2.5 mencapai 13,7 kali lebih tinggi dari standar rekomendasi WHO.