Hot Borneo

Politisi Muda Golkar Sebut Proporsional Tertutup Tanda Kemunduran Demokrasi

Sistem proporsional tertutup hari ini merupakan bahasan hangat kalangan politisi.

Featured-Image
Politisi muda Partai Golkar Kalsel, Gusti M Thoriq Nugraha. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN - Sistem proporsional tertutup hari ini jadi bahasan hangat kalangan politisi.

Politisi muda Partai Golkar Kalsel, Gusti M Thoriq Nugraha melihat proporsional tertutup menciderai demokrasi. Sebab sistem ini akan membuat partai politik menempatkan kader senior dengan nomor urut paling atas.

Tentu hal ini akan berdampak untuk ruang bagi anak muda berkarya dan akan tertutup secara otomatis. Pasalnya, hampir dipastikan kader muda tidak akan mendapatkan nomor urut yang menguntungkan.

Bukan hanya membatasi ruang gerak karya anak muda, tapi juga menghilangkan asas kedaulatan rakyat yang selama Pemilu mereka langsung bisa mengenal, menilai dan memilih para wakil rakyatnya yang akan dipilihnya.

"Demokrasi hadir juga sebagai salah satu cara memberikan kebebasan dalam menyuarakan pilihannya. sehingga kita dapat menilai proporsional tertutp dapat memunculkan politik transaksional," ujarnya.

Sisi lain, ia mendukung proporsional terbuka. Karena merupakan keberpihakan kepada rakyat dan proporsional terbuka juga sudah dijalankan dalam tiga Pemilu sebelumnya.

Adapun gugatan terhadap sistem proporsional terbuka ini bakal menciptakan preseden buruk bagi hukum Indonesia.

"Tidak lupa kita mengingatkan KPU agar tetap menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara Pemilu. KPU mesti menjaga netralitas dan independen," tekannya.

"Saya dan kita semua harus terus berkomitmen untuk berkompetisi dalam Pemilu 2024 dengan cara yang sehat dan damai," katanya.

Ia turut menegaskan untuk mengawal sikap penolakan terhadap usulan sistem proporsional tertutup.

"Satu harapan bersar bahwa demokrasi di negara indonesia dapat bertumbuh lebih baik dan keberpihakan pada rakyat," tutup Thoriq.

Editor


Komentar
Banner
Banner