bakabar.com, JAKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Heru Budi Hartono memastikan ketersediaan pangan aman dan tercukupi jelang bulan Ramadan.
Hal ini disampaikan Heru usai mengunjungi Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) di Jakarta Timur, Jumat (17/8).
Heru juga melepas puluhan mobil boks yang bakal mendistribusikan sembako ke sejumlah lokasi yang berisi beras satu ton, beras premium 100 kilogram, gula pasir, tepung terigu, minyak goreng, minyak goreng premium, dan telur ayam.
Baca Juga: Jelang Ramadan, Pemprov DKI Gelar Pasar Murah di Jakarta
“Kami bersama-sama mengendalikan inflasi dan memberikan sembako kepada masyarakat serta menjelang bulan Ramadan,” kata Heru.
Ia juga sekaligus meninjau lokasi pendistribusian pangan murah bagi pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) agar penerima manfaat dapat menikmati pangan jelang Ramadan.
Sementara, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi mengapresiasi siklus pangan Jakarta dari hulu hingga ke hilir tertata dan tergolong yang terbaik sehingga layak menjadi role model.
Baca Juga: Walkot Surabaya Keluarkan Surat Edaran Ramadan Tanpa Sampah
“Jadi, stok itu juga mulai dari hulu. Bisa dilihat, sampai dengan hilirisasinya ada Pasar Jaya. ini keren banget. Jadi salah satu role model yang bisa dicontoh untuk nasional,” jelas Arief.
Saat ini harga beras dibandingkan dengan tiga minggu lalu terjadi penurunan kurang lebih 1-1,5 persen. Badan Pangan Nasional sudah menentukan harga floor price (harga eceran terendah) dan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk gabah kering panen yang baru.
Harga untuk beras medium Rp 10.100 dari HET yang ditentukan Rp 10.900. Beras Premium HET-nya ditentukan Rp 13.900, dan dijual dengan harga Rp12.100.
Baca Juga: Jelang Ramadan, Kemenhub Monitoring Kapal Pemasok Pangan ke Kalsel
"Jadi masih jauh di bawah HET,” ungkap Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo.
Stok beras di Pasar Induk Cipinang kurang lebih mencapai 19-20 ribu ton saat ini dan dalam waktu dekat mengalami penambahan sehingga 1-2 minggu ke depan dapat mencapai 30 ribu ton.
“Diperkirakan akan ada yang masuk panen di bulan Maret-April, sehingga harga tersebut akan terkendali dan harga beras juga akan terkendali,” pungkasnya.