bakabar.com, BANJARMASIN – Kelompok kemahasiswaan yang tergabung di Cipayung Plus Kota Banjarmasin merapatkan barisan jelang Pilkada Serentak 2020 mendatang.
Langkah ini bertujuan menguatkan soliditas dan komitmen mahasiswa menolak politik uang di Pilwali Kota Banjarmasin.
"Mahasiswa dan masyarakat agar tidak menerima uang/sembako dari Tim pemenangan," ujar Ketua PC PMII Banjarmasin, Faisal Latif.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti tentang desus-desus adanya politik uang di Pilwali Banjarmasin serta pelaksanaan yang harus tetap patuh pada protokol kesehatan.
Menurutnya, Pilkada Serentak kali ini khususnya di Banjarmasin merupakan salah satu yang terberat karena Pandemi Covid-19.
Pilwali, kata dia harus bebas politik uang lantaran masyarakat memang menginginkan Pemimpin yang terpilih berdasarkan suara.
"Bukan karena materi yang diberikan serta tidak menjadi kluster penularan Covid-19. Tolak politik uang dan patuhi protokol kesehatan," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Umum PC IMM Banjarmasin, Akhmad Sholihin mengajak seluruh elemen masyarakat menyukseskan Pilkada Serentak tahun 2020.
Caranya dengan bersama-sama bergandengan tangan untuk mengawal proses Pilkada.
Dalam pemilihan, ia berharap semua pihak saling menghormati atas perbedaan pilihan, sehingga Pilkada 2020 menjadi tentram dan damai.
"Mari kita menjadi pengawas partisipatif, lawan segala tindak kecurangan, kampanye sara, berita hoax, hingga anti politik uang, dengan cara laporkan ke Bawaslu," ucapnya.
Ketua Presidium PMKRI Cabang Banjarmasin, Prayoga mengajak elemen masyarakat untuk mengawasi dan tolak politik uang.
"Politik uang adalah gejala rusaknya demokrasi, suara yang bisa dibeli dengan uang artinya nasib tanah air kita sedang digadaikan antara maju atau tertindas," katanya.
Adapun Cipayung Plus diisi oleh HMI, PMII, GMNI, PMKRI, GMKI, IMM, KAMMI, KMHDI, dan HIKMAHBUDHI.