Pilot Susi Air Disandera

Pilot Masih Disandera, Susi Minta Maaf Penerbangan Logistik Berhenti

Susi Pudjiastuti Founder Pilot Susi Air meminta maaf kepada masyarakat Papua karena pengguna maskapai Susi Air terganggu.

Featured-Image
Susi Pudjiastuti Founder Pilot Susi Air, (Foto:apahabar/dianfinka)

bakabar.com, JAKARTA - Susi Pudjiastuti Founder Pilot Susi Air meminta maaf kepada masyarakat Papua karena pengguna maskapai Susi Air terganggu. Hal itu sebagai dampak dari penyanderaan Kapten Phillip Marthens oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB - OPM)

"Saya sebagai founder dan pemilik Susi Air minta maaf ke masyarakat Papua, Pemda, dan pengguna Susi di Papua yang sekarang ini jadi terganggu, karena 70 persen dari penerbangan kita akhirnya jadi berhenti sekarang," ungkap Susi dalam Konferensi pers, di Jakarta, Rabu (1/3).

Tepat 22 hari sejak terjadinya peristiwa pembakaran pesawat Susi Air dan penyanderaan Kapten Phillip Marks, Susi Pudjiastuti bicara soal penyanderaan yang dialami pilotnya. Menurutnya, hal itu mengakibatkan terganggunya kegiatan supply logistik masyarakat di pegunungan Papua.

"Kalau proter terbang satu hari 30 - 40 flight berarti sudah lebih dari 25 flight terhenti. Itu menganggu kegiatan dan supply logistics masyarakat di pengunungan Papua," jelasnya.

Baca Juga: Pencarian Pilot Susi Air, Polda Papua Dukung Keterlibatan TNI AD

Susi juga menekankan bahwa TNI- Polri tengah melakukan upaya negoisasi pembebasan terhadap pilotnya yang hingga saat ini masih dalam penyanderaan.

"Kita tidak boleh putus asa, mohon doa dari semua. Tragedi ini bisa berakhir dengan baik dan memulihkan kembali kegiatan operasional penerbangan Susi Air seperti semula melayani masyarakat Papua," ucapnya.

Sebelumnya, Representative Susi Air Donal Fariz menjelaskan pesawat tersebut hilang kontak pada pukul 06.17 WIT. Lalu, pesawat itu dilaporkan terbakar.

Baca Juga: BNPT Dukung TNI Polri Lakukan Operasi Penyelamatan Pilot Susi Air

Pesawat milik maskapai Susi Air itu diketahui dibakar oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya pada Selasa (7/2) di Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Sedikitnya lima penumpang pesawat bisa dievakuasi. Namun, sang pilot yakni Philips Marthen berkewarganegaraan Selandia Baru, hingga kini, belum diketahui nasibnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner