bakabar.com, BANJARMASIN – Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 mendatang, peran generasi milenial diprediksi kian sakral.
“Yang tak bisa diremehkan adalah gerakan milenial dalam memahami zaman dan berkontribusi terhadap dinamika politik lokal,” ucap Pengamat Politik dan Kebijakan Publik FISIP ULM Taufik Arbain belum lama ini.
Pemilih milenial atau pemilih yang melek ilmu teknologi relatif bakal lebih besar. Mereka inilah yang akan membuat framing dan membuat isu-isu di tengah pergulatan politik.
“Hanya orang muda yang rajin, progress dan perkasa persoalan perebutan framing di panggung politik,” bebernya.
Kondisi tersebut apabila dirawat oleh kaum muda setidaknya mampu menggetarkan kaum tua dalam berkontestasi politik.
“Apalagi sekarang ini disebut era berebut membuat panggung framing,” sebutnya.
Lebih jauh, gerakan milenieal ini menggunakan juga pola Klientelisme dengan membangun relasi kapital dan anak muda progresif.
Terlebih, anak muda sebagai instrumen yang membuat bangunan relasi antara tokoh dengan pemilih.
“Di sinilah saluran baru pertukaran material dan manfaat-manfaat dalam mendistribusikan gagasan politik termasuk kompensasi dukungan,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris DPD Taruna Merah Putih (TMP) Kalsel, Rizki Eri Munadi mengatakan anak muda Banua mesti melek politik. Jangan sesekali berspekulasi buruk terkait politik.
“Lebih-lebih dalam mengahadapi Pilkada Serentak 2020 mendatang,” bebernya.
Menurutnya, sangat penting implementasi pendidikan politik untuk generasi muda. Dengan tujuan memilih pemimpin yang memiliki kredibilitas dan akuntabilitas tinggi.
“Kita di DPD Taruna Merah Putih (TMP) Kalsel juga memiliki kader yang berpotensi, seperti Ketua KNPI Kalsel Fazlur Rahman,” pungkasnya.
Baca Juga: Pilkada Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin Mantap Bersama Iwansyah
Baca Juga: Dikabarkan Maju di Pilkada Tanbu, Bagaimana Peluang Sudian Noor?
Reporter: Muhammad Robby
Editor: Fariz Fadhillah