bakabar.com, JAKARTA – FIFA baru saja mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20. Keputusan tersebut diambil setelah Ketua Umum PSSI Erick Thohir bertemu dengan Presiden FIFA di Doha, Qatar pada Rabu (29/3).
Pembatalan ajang sepak bola bergengsi itu telah berimbas kepada banyak hal, baik dari sisi ekonomi hingga perkembangan sepak bola dan industrinya di tanah air.
Dari sektor ekonomi, kegiatan di bidang pariwisata menjadi salah satu pihak yang terdampak. Berkaca dari ajang Asian Games 2018, kunjungan wisatawan pada saat itu mampu menghasilkan pertumbuhan mencapai 8,44 persen. Artinya sebanyak 1,51 juta wisatawan telah melakukan kunjungan ke Tanah Air. Selain itu, pendapatan dari kegiatan perhotelan juga mengalami kenaikan sebesar 60 persen.
Kerugian lainnya, pemerintah telah mengeluarkan sejumlah dana yang tidak sedikit untuk kesiapan infrastruktur dan sarana pendukung. Kementerian PUPR sebagai bagian dari pemerintah mengaku telah menggelontorkan Rp314,83 miliar untuk menyukseskan ajang bergengsi itu.
Baca Juga: Piala Dunia U-20 Batal, Sandiaga: Potensi Rp 3,73 Triliun Lenyap!
Sementara itu, Kementerian Pemuda dan Olah Raga juga telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp500 miliar untuk serangkaian kegiatan persiapan dari Kemenpora termasuk persiapan timnas Indonesia.
Akibat pembatalan itu, Menteri Parekraf Sandiaga Uno memperkirakan, setidaknya Rp3,7 triliun potensi pendapatan negara lenyap. Pendapatan itu seharusnya berasal dari jumlah penonton, hunian kamar hotel dan hal-hal lainnya.
"Target pendapatan berbasis jumlah penonton yang sekitar 2 juta dalam pertandingan yang sudah di susun di 6 kota itu total lebih dari 2 juta sampai 2,3 juta penonton dan minimal dampaknya itu mencapai Rp3,7 triliun. Ini kerugian yang sangat besar,” ujarnya sebagaimana yang dikutip bakabar.com dalam postingan yang diunggah akun Instagram @sandiuno, Minggu (2/4).
Terakhir, imbas dari pembatalan oleh FIFA, industri sepak bola tanah air tidak hanya gagal ikut berkompetisi di piala dunia, tapi juga terancam mendapat sanksi.