Tak Berkategori

PHP Angka Corona Banjarmasin: Kasus Melandai, karena Testing Turun

apahabar.com, BANJARMASIN – Kasus konfirmasi Covid-19 di Banjarmasin melandai sepekan terakhir. Namun jangan gembira dulu. Pelambatan…

Featured-Image
Warga terdampak PPKM level IV mengambil bantuan sosial yang diberikan Pemkot Banjarmasin. Malam tadi, pemerintah kota memperpanjang pemberlakuan pembatasan darurat hingga 16 Agustus mendatang. apahabar.com/Bahaudin Qusairi

bakabar.com, BANJARMASIN – Kasus konfirmasi Covid-19 di Banjarmasin melandai sepekan terakhir. Namun jangan gembira dulu.

Pelambatan kasus baru mingguan itu rupanya tidak mencerminkan turunnya laju infeksi Covid-19 di masyarakat.

Untuk diketahui, perkembangan kasus konfirmasi Covid-19 di Banjarmasin sepekan terakhir pada 2-8 Agustus mencapai 854 kasus.

Sedangkan pada periode sepekan sebelumnya 25 Juli-1 Agustus dilaporkan 1.070 kasus konfirmasi.

“Penurunan tersebut erat kaitannya dengan berkurangnya testing dan tracing,” ujar Anggota Tim Pakar Covid-19, Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Hidayatullah Muttaqin kepada bakabar.com, Selasa (10/8) malam.

RESMI! Banjarmasin Perpanjang PPKM Level IV, Ibnu: Bertambah 4 Daerah

Merujuk data Kementerian Kesehatan RI, jumlah sampel yang diperiksa sepekan terakhir dalam periode Senin-Ahad pada 2-8 Agustus sebanyak 8.239 spesimen.

Jumlah tersebut memang lebih tinggi ketimbang sampel yang diperiksa pada 25 Juli-1 Agustus, yaitu 7.867 spesimen.

Namun terjadi penurunan jumlah orang yang diperiksa sebesar 14%. Pada 2-8 Agustus jumlah yang diperiksa ada sebanyak 2.997 orang, sementara pada 25 Juli-1 Agustus ada 3.487 orang.

Lebih jauh, Taqin menganalisis jika turunnya testing di Banjarmasin juga disertai dengan semakin lemahnya tracing di masa PPKM Level 4 Jilid 2.

Jika tracing pada seminggu terakhir per 1 Agustus menjaring kontak erat dengan rasio sebesar 0,80, maka capaian seminggu terakhir pada 8 Agustus menurun menjadi 0,44.

Padahal rasio kontak erat menurut standar WHO adalah 1:30, atau dari setiap satu orang pasien positif Covid-19 diperoleh 30 orang yang menjadi kontak eratnya.

“Dengan testing yang menurun dan rasio kontak erat yang masih nol koma, maka akan sangat sulit memutus matai rantai penularan Covid-19 di Banjarmasin,” ujar dosen ilmu ekonomi dan studi pembangunan, ULM ini.

Situasi ibu kota Kalimantan Selatan masih dalam tren penularan Covid-19 tinggi dengan kapasitas respons terbatas.

Meminjam catatan Kementerian Kesehatan, pada periode 7 Agustus ditemukan 127 kasus terkonfirmasi di Banjarmasin, rawat inap 88, dan meninggal 8. Banjarmasin jadi penyumbang kasus terbanyak kedua di Kalsel setelah Banjarbaru.

Tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakitnya alias BOR mencapai 67 persen. Standar WHO tidak boleh melebihi 60 persen.

Dua daerah dengan BOR tertinggi di Kalsel adalah Barito Kuala dan Banjarbaru, masing-masing 91 persen dan 90 persen.

Tingkat positivitas Banjarmasin berkisar 43 persen, dengan rasio kontak erat 0,2. Standar WHO tingkat positivitas di daerah mesti kurang dari 5 persen, atau lebih dari 14 orang dilakukan tracing ketika didapati kasus.

Sebagai pembanding, masih meminjam catatan Kementerian Kesehatan, pada 3 Agustus, Banjarmasin memiliki 164 kasus terkonfirmasi, rawat inap 81, dan meninggal 6.

Kala itu, Banjarmasin menjadi penyumbang kasus terbanyak ketiga di Kalsel setelah Banjarbaru, dan Tanah Laut. Sementara, tingkat positivitas Banjarmasin berkisar 47%, rasio kontak erat 0,7, dengan BOR berkisar 66%.

Sekali lagi, penurunan tidak signifikan terhadap kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Banjarmasin selama periode itu lebih karena jumlah testing yang menurun.

"Selama dua pekan PPKM insidensi penduduk yang dirawat di RS per 100 ribu penduduk justru naik, insidensi kasus kematian juga justru naik," ujar Taqin dihubungi bakabar.com, Senin siang.

Lebih jauh, berdasar asesmen situasi Covid-19, Kementerian Kesehatan RI masih menempatkan Banjarmasin pada situasi level 4.

Terbatasnya kapasitas respons sistem kesehatan perlu jadi perhatian lain, yang mana angka tingkat positivitas masih di atas 40 persen, kontak erat masih nol koma sedangkan BOR di atas 65 persen.

"Bukan pekerjaan mudah untuk memperlambat laju kasus infeksi Covid-19, menurunkan risiko masyarakat terpapar virus Corona. Tidak ada yang instan dan dapat dicapai dalam waktu singkat. Semuanya perlu keseriusan dengan mengerahkan segenap sumber daya yang dimiliki," jelasnya.

Ironi PPKM Level IV Banjarmasin: Anggaran Miliaran, Mobilitas Warga Malah Naik!



Komentar
Banner
Banner