Petani Milenial

Petani Milenal Tabalong Ikuti Final 'Young Ambassador Agriculture'

Petani milenial asal Kabupaten Tabalong, Dwi Cahyono mengikuti ajang Young Ambassador diinisiasi Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS).

Featured-Image
Petani milenial Tabalong Dwi Cahyono. Foto: Bahuma Farm

bakabar.com, JAKARTA - Petani milenial asal Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Dwi Cahyono mengikuti final ajang Young Ambassador yang diinisiasi Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian.

Pada babak final, Dwi harus bersaing dengan 70 finalis lain untuk masuk 50 Young Ambasador Agriculture Kementan RI 2023 di IPB International Convetion Center (IPB ICC) Bogor pada 2-5 Mei 2023.

"Mohon doa dan dukungan semua pihak untuk bisa mendapat hasil terbaik dalam ajang nasional pemilihan Young Ambasador Agriculture ini," kata Dwi di Tabalong, Senin (1/5).

Bagi Dwi ajang ini kesempatan berharga untuk membawa misi petani milenial Kabupaten Tabalong pada tingkat nasional sekaligus menambah pengalaman dengan belajar dari keberhasilan petani muda daerah lain.

Baca Juga: Kelembagaan dan Hilirisasi, MenKopUKM: Kunci Kesejahteraan Petani

Sebelumnya, Pelaksana tugas Dinas Ketahanan Pangan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tabalong Sam'ani berharap petani milineal Kabupaten Tabalong bisa menjadi petani tangguh, profesional dan mandiri.

Dwi Cahyono kini mengelola usaha pertanian hortikultura di Desa Ribang, Kecamatan Muara Uya, untuk komoditi cabai dan bawang merah. Selain menjadi pemilik usaha Bahuma Farm sejak 2016, Dwi menjabat Ketua Asosiasi Petani Milenial Tabalong yang beranggotakan 200 petani muda.

"Saya ingin menciptakan hasil pertanian yang aman untuk dikonsumsi dan menumbuhkan jiwa wirausaha ke petani milenial lainnya," ungkap Dwi.

Selain itu dari usaha aneka hortikultura, Dwi ingin menciptakan petani muda tanggap akan teknologi dengan penerapan smart farming di lahan miliknya.

Baca Juga: Tingkatkan Literasi, BMKG: Petani Kopi Harus Dibekali Informasi Iklim

Untuk penerapan konsep smart farming kini, Dwi mulai menggunakan alat cek PH tanah serta fertilizer portable berdasarkan data lahan dan jenis tanaman dengan sistem rekam berbasis aplikasi.

Dalam penerapan konsep smart farming di lahan sekitar 2.000 meter persegi ini Dwi bersama petani milenial Tabalong lainnya menjalin kerja sama dengan Pemuda Tani Keren Bali.

Editor
Komentar
Banner
Banner