Bisnis

Pertamax Bakal Jadi BBM Subsidi, Mulai Kapan?

Pemerintah berencana untuk menjadikan Pertamax sebagai BBM bersubsidi.

Featured-Image
Pertamina menghadirkan bahan bakar kendaraan baru yaitu Pertamax Green 95. Foto-dok. Pertamina

bakabar.com, JAKARTA - Pemerintah berencana untuk menjadikan Pertamax sebagai BBM bersubsidi.

Ada alasan tersendiri Kementerian ESDM mewacanakan adanya subsidi untuk BBM jenis Pertamax.

Selama ini, Pertamax memiliki kadar RON 92 yang terbukti memiliki emisi yang rendah. Berbeda dengan jenis Pertalite yang memiliki RON 90. Atas dasar ini, pemerintah mewacanakan untuk lebih memasalkan penggunaan Pertamax.

Lantas kapan mulainya? Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan kebijakan subsidi untuk Pertamax ini masih dalam pembahasan.

"Itu sedang dibahas," imbuh Dadan, Jumat (25/8/2023).

Kurangi Emisi

Dadan menjelaskan, semakin tinggi nilai oktan atau research octane number (RON) yang terkandung di dalamnya, maka pembuangan emisinya akan lebih sedikit.

"Kan secara teknis makin tinggi angka oktan BBM, pembakarannya makin bagus. Kalau pembakaran makin bagus, emisi akan semakin sedikit. Jadi kita lagi lihat juga, apakah bisa dilakukan upaya untuk peningkatan angka oktan untuk bahan bakar," tuturnya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim, sektor transportasi jadi penyumbang polusi udara terbesar di Jakarta dan sekitarnya.

Melansir Liputan6.com, menurut data yang dipegangnya saat ini, sektor transportasi memang jadi kontributor utama penyebab polusi udara bertebaran di langit Jakarta. Namun, Luhut bakal terus mengkaji keabsahan datanya.

"Paling besar transportasi. Tapi kita sekarang cek ulang, kita minta untuk melihat lagi. Tapi kalau dari data kami sekarang, transportasi paling banyak kontribusinya," ujar Menko Luhut. 

Sebagai tindak lanjut, ia mengatakan, pemerintah bakal memperketat uji emisi suatu kendaraan. Nantinya, penentuan lolos uji emisi tidak lagi soal tahun pembuatan saja.

"Misalnya mobil kamu bukan dilihat tahunnya, tapi kita lihat kau punya emisi karbon itu. Kalau tiga kali gagal (lolos uji emisi), ya tidak boleh maju lagi," tegas Luhut.

Editor


Komentar
Banner
Banner