bakabar.com, KOTABARU – Dampak pandemi Covid-19 membuat sektor ekonomi carut-marut. Di tengah kondisi itu, masyarakat kecil harus harus memutar otak agar bisa bertahan hidup.
Kondisi itulah yang dialami Pasya dan keluarganya. Anak kelas empat SD ini tinggal di Desa Hilir Muara, Pulau Laut Sigam, Kabupaten Kotabaru. Ia terpaksa harus keliling jalan kaki menjajakan pentol dan jajanan lainnya dengan jarak yang lumayan jauh.
“Iya, ini saya ambil upah menjualkan saja. Kalau pentol dan jajanan habis semua, saya dapat uang Rp 90 ribu,” ujar Pasya saat dijumpai bakabar.com di Mapolres Kotabaru, Selasa (23/6).
Hasil jualan Pasya itu digunakan untuk membantu orang tua memenuhi keperluan rumah tangga sehari-hari. Biasanya, Pasya berjualan setelah pulang sekolah.
Ayah kandung Pasya bekerja sebagai nelayan. Sementara, sang ibu bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
“Ini untuk bantu Bapak sama Ibu buat makan. Kalau ada sisanya saya tabung sedikit. Supaya nanti bisa sekolah tinggi,” ujar Pasya sembari melayani pembeli berseragam polisi.
Dalam setiap kesempatan berjualan, Pasya selalu mampir ke kantor polisi. Menurut Pasya, hal itu dia lakukan karena polisi di Kotabaru sering memberi uang lebih saat membeli jajanannya.
“Kalau jualan memang hampir setiap hari ke kantor polisi ini. Sebab orangnya banyak yang baik. Salah satunya Om Kansil, Kanit Krimsus. Beliau kalau beli, kembaliannya pasti dikasihkan saya,” pungkasnya.
Editor: Puja Mandela