Banjarmasin Hits

Perempatan Guntung Manggis Banjarbaru Rawan Kecelakaan, Zikru Rakhman Tawarkan Solusi

Semrawutnya arus lalu lintas di perempatan Jalan Guntung Manggis menyebabkan rawan terjadinya kecelakaan. 

Featured-Image
Perempatan Guntung Manggis Banjarbaru sering memakan korban. Foto : apahabar/Fida

bakabar.com, BANJARBARU - Semrawutnya arus lalu lintas di perempatan Jalan Guntung Manggis menyebabkan rawan terjadinya kecelakaan. 

Dalam bulan ini, dua kecelakaan maut terjadi di perempatan tersebut, dan kabar itu sampai ke telinga pemangku kebijakan sehingga menjadi atensi Pemerintah Kota. 

Lurah Guntung Manggis, Zikru Rakhman mengatakan, kondisi tersebut terjadi lantaran masifnya pertumbuhan penduduk di wilayah Kelurahan Guntung Manggis.

Dibeberkannya, berdasarkan data kependudukan, pertumbuhan penduduk di wilayahnya sangat tinggi. Di semester 1 tahun 2022 jumlah penduduk di Guntung Manggis hanya sebanyak 33.629 jiwa.

Di semester 2 tahun 2022 meningkat jadi 34.678 jiwa. Kemudian di semester 1 tahun 2023 jumlah penduduk yang tercatat di kelurahan tersebut sudah mencapai 35.091 jiwa.

"Sangat tinggi pertumbuhan penduduk di sini. Dan itu tidak sebanding dengan fasilitas jalan yang ada," ungkapnya kepada bakabar.com, Kamis (28/09).

Terangnya, dulu aktivitas lalu lintas di sana tak sampai seramai ini. Namun seiring waktu kepadatan lalu lintas warga di persimpangan itu terus meningkat. 

Alhasil lanjutnya, kemampuan jalan di perempatan tersebut menurutnya sudah kurang representatif lagi dengan jumlah pengendara yang lalu-lalang di sana.

Hal itu diperparah dengan adanya menara sutet yang berdiri di tepi Jalan Trikora menuju arah LIK Liang Anggang. 

"Tower itu jadi blank spot bagi pengendara. Jadi memang perlu pelebaran jalan," katanya.

Lantas, mengapa hingga saat ini ruas jalan di perempatan itu masih dalam kondisi yang sama?

Terkait hal itu, Zikru mengaku bahwa pihaknya tidak bisa berbuat banyak atas hal tersebut, lantaran adanya batasan kewenangan pengelolaan jalan.

"Jalan Trikora ini kewenangan provinsi, jadi kami tidak bisa berbuat apa-apa. Yang bisa kami lakukan hanya sebatas mengkoordinasikannya dengan pemerintah provinsi, " katanya. 

Sebagai langkah antisipasi sementara, Zikru mengaku berencana akan bersurat ke kecamatan agar kondisi ini bisa ditindaklanjuti dengan membangun pos pemantauan di sekitar perempatan itu. Sembari menunggu pihak terkait melakukan pelebaran jalan.

"Warga mengusulkan dibuatkan pos polisi supaya bisa memantau dan mengatur arus lalu lintas di sini," ujarnya.

Sebab, setiap jam sibuk seperti pagi dan sore hari, perempatan tersebut selalu penuh dengan kendaraan roda dua juga truk-truk bertonase besar. 

Di sisi lain, Zikru mengakui bahwa pihaknya juga ada menerima masukan dari masyarakat yang menginginkan diadakannya Traffic Light di persimpangan tersebut.

Namun, usulan tersebut menurutnya terlalu berisiko jika diterapkan. Hal itu dikarenakan keberadaan jembatan di ruas Jalan Trikora menuju ke Liang Anggang.

Sehingga jika usulan traffic light tersebut diterapkan, kemungkinan jembatan tersebut tidak mampu menahan beban dari truk bertonase besar yang berhenti akibat lampu merah.

"Jadi memang perlu kajian yang lebih mendalam dan melibatkan banyak pihak untuk memecahkan persoalan ini," tuntasnya.

Sementara itu, Kapolres Banjarbaru Dody Harza Kusumah melalui Kasi Humas AKP Syahruji menerangkan, baru - baru ini seorang pelajar berinisial SN (15) meninggal dunia usai motornya bertabrakan dengan truk Fuso di sana. 

Dalam kecelakaan tersebut, terdapat dua korban, yakni SN dan DCL (15). Keduanya berboncengan dari Jalan A. Yani berbelok menuju arah Simpang LIK Liang Anggang.

Kemudian mereka bertabrakan dengan truk Fuso yang dikemudikan H (41) yang datang dari LIK Liang Anggang menuju arah Bundaran Palam.

Nahas, SN yang saat itu dibonceng DCL masuk ke kolong truk dan tewas saat dalam perawatan di RSD Idaman.

"Sementara pengendara motor, DCL selamat dan mengalami luka - luka," kata Syahruji beberapa waktu lalu. 

Sebelumnya, nyawa pengendara motor lainnya juga melayang di perempatan tersebut.

Kejadian nahas itu dialami oleh dua orang pemuda, salah satunya bernama Apri M Razak warga Gunung Ronggeng, Martapura, Kabupaten Banjar, dan temannya dari Gunung Sambung, Kabupaten Banjar.

Keduanya dievakuasi ke RSD Idaman untuk mendapatkan perawatan usai tertabrak truk fuso juga. 

Apri masih selamat, namun temannya yang berasal dari Gunung Sambung tidak bisa diselamatkan.

Ditemui bakabar.com di lokasi, seorang saksi mata yang berjualan Cendol bernama Muhruji mengatakan meski baru beberapa bulan menjajakan dagangannya disekitar perempatan itu, namun tiap bulannya ia menyaksikan kecelakaan. Kebanyakan kecelakaan ringan seperti tabrakan kecil dan terserempet mobil. 

"Kalau yang sampai meninggal dunia itu bulan ini, ada dua kecelakaan," ungkapnya. 

Senada dengan Muhruji, warga yang rumahnya hanya berjarak selemparan batu dari lokasi bernama Agus, menyebutkan bahwa perempatan itu sudah sering memakan nyawa pengendara motor.

"Iya hampir setiap bulan pasti ada yang jatuh (kecelakaan) di pesimpangan itu. Yang terparah dua kecelakaan di bulan ini," ujar Agus. 

Bukan tanpa alasan hal itu diungkapkan Agus. Pasalnya, ia kerap kali membantu korban kecelakaan di sana karena jarak rumahnya yang dekat. 

"Jangankan orang lain, kami yang warga sini saja masih was-was kalau mau nyebrang ke arah Danau Cermin. Soalnya mobil yang lalu-lalang di jalan ini pasti melaju kencang. Apalagi kalau malam," katanya.

Ia berharap, kondisi ini bisa jadi atensi bagi jajaran di pemerintahan, baik di provinsi maupun kota. Sebab jika tidak ditindaklanjuti maka menurutnya bukan tidak mungkin perempatan maut tersebut kembali memakan korban. 

Editor
Komentar
Banner
Banner