bakabar.com, JAKARTA - Saat mendaftar beasiswa, biasanya diminta membuat personal statement. Dokumen ini bakal menjadi acuan penyeleksi untuk menilai pribadi sang pendaftar.
Personal statement sendiri adalah esai yang berisi perkenalan diri secara personal. Dokumen ini umumnya memuat informasi perihal alasan pendaftar atas ketertarikannya terhadap suatu bidang.
Ketertarikan tersebut dibuktikan dengan pengalaman kerja, organisasi, kepanitiaan, prestasi dan penghargaan, serta kegiatan pelatihan yang relevan dengan bidang yang ingin diambil.
Karena menjadi salah satu dokumen penentu lolos tidaknya beasiswa, penulisan personal statement tak bisa dilakukan asal-asalan. Melansir laman Schoters, berikut lima kiat yang bisa diterapkan saat menulis personal statement agar peluang mendapat beasiswa semakin besar:
1. Lakukan riset dan persiapan
Langkah pertama ialah melakukan riset terhadap jurusan, universitas, dan negara yang dituju. Berdasarkan informasi yang diperoleh, pendaftar bisa mengidentifikasi kualifikasi, fakta menarik, atau hal-hal penting lain seputar tiga hal tersebut.
Kemudian, buatlah daftar mengenai pengalaman yang pernah dimiliki. Pilihlah beberapa di antaranya yang terbaik dan relevan dengan hasil riset sebelumnya.
2. Jangan membatasi tulisan
Meski jumlah kata untuk sebuah personal statement dibatasi, sebaiknya jangan terlalu terpaku pada angka tersebut. Terlalu memikirkan batasan saat baru mulai menulis justru bisa membuat proses menulis jadi buntu.
Alih-alih membatasi tulisan, lebih baik jabarkan pengalaman-pengalaman yang relevan secara mengalir. Jangan hanya menyebutkan, tetapi juga menceritakan apa saja yang diperoleh dari pengalaman tersebut.
Sebab, hal ini dapat menjadi daya tarik tersendiri, mengingat orang lain bisa saja memiliki pengalaman yang sama.
3. Gunakan pernyataan personal
Dalam memaparkan alasan tertentu, hindari pernyataan yang menjadikan fakta-fakta umum sebagai poin utama. Paparkan pernyataan yang lebih spesifik dan bersifat personal.
Semisal, ketika menulis alasan memilih universitas, jangan jadikan peringkatnya sebagai alasan utama. Lebih baik, tuliskan ketertarikan Anda terhadap kurikulum atau mata kuliah yang diajarkan sebagai poin utama.
Opsi lain, karena pada jurusan yang diambil terdapat profesor yang sangat dikagumi dan berharap bisa dibimbing olehnya.
4. Baca ulang tulisan dari awal
Setelah memaparkan informasi sebanyak mungkin, langkah selanjutnya ialah membaca ulang dan menyeleksi bagian yang lebih penting. Dengan kata lain, tahap ini menyesuaikan kembali tulisan dengan jumlah kata yang ditentukan.
Selain itu, Anda juga bisa mengetahui kalimat mana saja yang sekiranya memerlukan perbaikan.
5. Proofreading dari orang lain
Proofreading personal statement dari orang lain sangat penting untuk dilakukan agar Anda mendapat masukan baru yang mungkin sebelumnya tak terpikirkan. Sebaiknya, pengecekan ini dilakukan oleh tiga pihak dengan kapasitas yang berbeda.
Pertama, pihak yang ahli dalam bahasa Inggris untuk menilai kesesuaian tata bahasa. Kedua, pihak ahli dalam bidang yang akan diambil guna menilai kesesuaian substansi dan korelasi pengalaman yang ditulis dengan bidang tersebut.
Ketiga, pihak yang memiliki pengalaman terkait universitas atau beasiswa yang didaftarkan untuk menilai kesesuaian personal statement dengan kriteria-kriteria tulisan yang biasanya lolos ke universitas atau beasiswa tersebut.
Demikianlah lima tips yang bisa diterapkan saat menulis personal statement. Perlu diingat, dokumen ini berbeda dengan motivation letter.
Motivation letter lebih menonjolkan motivasi dan rencana di masa depan, sedangkan personal statement lebih fokus menceritakan pengalaman-pengalaman yang pernah dimiliki sebelumnya. Jangan sampai tertukar, ya!
