bakabar.com, BARABAI – Pasca-banjir bandang Januari 2021 tadi, sejumlah fasilitas umum (fasum) masih mengalami rusak parah di Hulu Sungai Tengah (HST). Terlebih di dua kecamatan, Batu Benawa dan Hantakan.
Kerusakan nampak terlihat pada akses vital masyarakat, seperti jembatan di dua kawasan terdampak banjir bandang tadi.
Misalnya, jembatan yang menghubungkan Desa Waki dengan Desa Batu Tunggal. Kemudian jembatan di Desa Alat dan jembatan yang menghubungkan Desa Timan dengan Patikalaian di Hantakan.
Dengan dana bantuan, perlatan dan sumber daya manusia seadanya, warga dan berbagai pihak terkait membangun jembatan darurat agar bisa dilewati.
Namun sayangnya, setiap kali debit air meningkat, jembatan-jembatan itu terputus akibat diterpa derasnya arus sungai.
Menanggapi prihal pembangunan jembatan permanen, Dinas PUPR HST belum memberikan kepastian.
Plt Kasi Jembatan Dinas PUPR HST, Aga Dhani menjelaskan, pada 2021 ini pihaknya tidak merencanakan pembangunan fisik jembatan. PUPR HST hanya melakukan perencanaan penyelidikan tanah untuk jembatan.
Setelah itu hasilnya akan diserahkan ke P2JN (Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional).
"Tahun ini bangunan fisik jembatan belum bisa. Selain Pemkab HST mengalami defisit, anggaran kami juga kena refocusing. Kami belum bisa janji tahun ini bisa membangun fisik jebatan," kata Aga, Senin (14/6).
Aga menyebut penyelidikan tanah untuk jembatan saat ini terus berjalan. Ada lima paket jembatan yang rencananya digarap.
Satu paket ada dua titik lokasi. Hal ini sudah masuk ke dalam perencanaan pihak PUPR HST.
"Paling cepat pembangunan fisik di tahun 2022 baru bisa. Soalnya belum tau lagi mana yang masuk skala prioritas. Kami juga belum tahu apakah dianggarkan di anggaran perubahan nanti," terang Aga.
Meminjam data BPBD HST yang dirilis Diskominfo terakhir, per 12 Februari 2021 ada puluhan jembatan yang terdampak akibat banjir besar dalam catatan sejarah di Bumi Murakata ini.
Total, ada 95 jembatan yang rusak di HST. Baik rusak ringan, berat hingga hilang terseret banjir.
Khusus di Desa Baru-Waki, dari catatan pemerintah desanya, ada 4 jembatan gantung yang terputus.