Sejarah Indonesia

Perang Gerilya Jenderal Soedirman: Pemecah Kekuasaan Belanda

Perang geriliya Jenderal Soedirman menjadi salah satu strategi yang paling ampuh untuk memecah kekuasaan kolonial di Nusantara.

Featured-Image
Jenderal Besar Soedirman. Foto: Muhammadiyah

bakabar.com, JAKARTA Perang geriliya Jenderal Soedirman menjadi salah satu strategi yang paling ampuh untuk memecah kekuasaan kolonial di Nusantara.

Strategi perang yang dilancarkan Jenderal Soedirman terbukti membuat pihak Belanda kewalahan menangani perjuangan bangsa Indonesia.

Taktik perang gerilya sendiri pada dasarnya merupakan strategi yang diluncurkan pada perang berskala kecil.

Perang-perang itu diluncurkan dengan cara menipu, mengelabui, menyerang secara tiba-tiba dan mengandalkan kecepatan untuk menghilang sebelum serangan balasan sempat dilancarkan oleh musuh.

Kala itu Jenderal Soedirman sengaja melancarkan perang geriliya demi memecah konsentrasi Belanda.

Takti itu dilancarkan dengan berpindah-pindah tempat dan menyeberangi sungai, gunung, lembah, dan hutan.

Baca Juga: Konflik Perbedaan Adat yang Jadi Awal Perang Padri

Dalam strategi itu juga para tentara turut berjuang bersama rakyat, sehingga membentuk satuan perang yang kecil namun tangguh dalam melawan bangsa kolonial.

Pada saat itu, Jenderal Soedirman memerintahkan agresi mikiter yang dilakukan pada wilayah Yogyakarta. Alasannya karena Kota Yogyakarta menjadi sasaran penyerangan utama ketika Agresi Militer Belanda II.

Sebelum bergerak ke wilayah Yogyakarta, Belanda telah menguasai daerah Jakarta, dengan agresi itu, semakin banyak kota-kota di Indonesia yang dikuasai oleh bangsa kolonial.

Pada saat itu, Belanda melayangkan penyerangan pertama di Pangkalan Udara Maguwo, kemudian berlanjut lewat serangan darat, hingga akhirnya berhasil menyentuh kota Yogyakarta.

Puncak penyerangan terjadi pada 1 Maret 1949, ketika tentara Indonesia menyerang pos-pos militer Belanda pada pagi hari.

Serangan serentak itu tidak hanya terjadi di Yogyakarta saja, melainkan seluruh wilayah di Indonesia.

Berkat agresi militer itu, tentara Indonesia berhasil menguasai Yogyakarta dalam waktu 6 jam Tentara. Peristiwa itu kemudian diingat sebagai Serangan Umum 1 Maret.

Saat melakukan taktik gerilya, Soedirman tengah mengalami sakit TBC yang membuatnya harus ditandu oleh pasukan yang lain.

Oleh karena itu, Soedirman harus berpindah-pindah tempat dan melakukan perjalanan memasuki desa-desa kecil.

Namun, strategi sederhana itu yang akhirnya membawa bangsa Indonesia dalam suatu kemenangan besar dalam rencananya menguasai Yogyakarta.

Editor


Komentar
Banner
Banner