bakabar.com, BANJARMASIN – Polda Kalsel menggandeng Densus 88 mengusut kasus penyerangan di Mapolsek Daha Selatan, Kandangan, Hulu Sungai Selatan, Senin (1/6) dini hari.
“Tindakan yang dilakukan yakni berkoordinasi dengan Densus 88,” ucap Kabid Humas Polda Kalsel, Kombes Pol Mochammad Rifai kepada bakabar.com, Senin siang.
Sebelumnya, polisi juga telah menurunkan tim Inafis guna olah tempat kejadian perkara.
Pantauan bakabar.com, area sekitar Mapolsek Daha Selatan masih dijaga ketat oleh petugas gabungan.
Terkait peristiwa nahas itu, Kapolri Jenderal Polisi Idam Azis turut berbelasungkawa.
Kapolri memberikan santunan kepada keluarga korban Brigadir Leo Nardo Latupapua dan menaikan pangkatnya setingkat lebih tinggi.
“Kapolda Kalsel juga langsung menuju rumah duka almarhum Brigadir Leo Nardo Latupapua dan membesuk korban di Rumah Sakit Brigjen Hasan Basry,” pungkas Rifai.
Sebelumnya, polisi menyebut ada dua pelaku penyerangan. Sejumlah bukti keterkaitan mereka dengan jaringan ISIS ditemukan.
Di antaranya satu unit sepeda motor, sebuah jeriken bensin, sebilah samurai, dan dokumen-dokumen beridentitas ISIS seperti syal dan ID Card (kartu tanda anggota) ISIS.
Serta selembar surat wasiat bertulis tangan berikut Alquran kecil yang disimpan dalam tas pinggang pelaku.
"Dokumennya terkait ISIS. Tapi kami belum bisa memastikan apakah dia anggota ISIS atau bukan. Nanti kami keluarkan keterangan resminya," kata Rifai.
Polisi masih mendalami motif pelaku penyerangan yang menewaskan anggota Polri itu.
"Kedua pelaku identitasnya sudah diketahui. Saya belum bisa ungkapkan identitasnya," ujar dia.
Sebelumnya, dua orang menyerang Polsek Daha Selatan, Polres Hulu Sungai Selatan (HSS), Senin (1/6) dini hari sekira pukul 02.15.
Pelaku sempat membakar mobil patroli sebelum menyerang anggota kepolisian secara membabi buta menggunakan samurai.
Mereka juga sempat bergelut dengan dua personel yang berjaga. Seorang polisi tewas dengan sejumlah luka bacokan.
Seorang pelaku kemudian ditembak mati oleh polisi. Hingga kini, polisi terus menyelidiki penyerangan ini.
Editor: Fariz Fadhillah