Kalsel

Penyelamat Bekantan Asal Banua Raih Penghargaan Internasional

apahabar.com, BANJARMASIN – Nama Amalia Rezeki di dunia konservasi bekantan (Nasalis Larvatus ) memang tidak asing…

Featured-Image
Amalia Rezeki (memakai jilbab) dosen muda ULM menerima penghargaan internasional pertamanya dibidang pelestarian lingkungan hidup, di Kamboja, Selasa (8/10) malam. Foto- istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Nama Amalia Rezeki di dunia konservasi bekantan (Nasalis Larvatus ) memang tidak asing lagi. Dosen muda Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini sudah beberapa kali menerima penghargaan sebagai perempuan inspiratif di bidang lingkungan, baik regional maupun nasional.

Kali ini, dia pun kembali menerima penghargaan dari ASEAN Youth Eco-champions Award (AYECA) 2019 di Kamboja . Sebuah ajang penghargaan bergengsi dibidang lingkungan hidup antar negara ASEAN.

Bagi Amalia, penghargaan tersebut adalah penghargaan internasional pertamanya. Penghargaan tersebut diserahkan MS. Yukari Sato, state minister, minister of the environment Japan dan Tun Sa Im, Ministry of education, youth and sport, pada hari Selasa 8 Oktober 2019 di Sokhalay Angkor Resort & Spa, Siem Reap, Cambodia.

“Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT atas Karunia dan Rahmat-Nya, hari ini saya bisa berdiri di podium yang terhormat ini, mewakili ratusan juta angkatan muda Indonesia untuk menerima penghargaan di bidang lingkungan antar negara ASEAN di Siem Reap, Cambodia,” ungkap Amalia Rezeki, saat dihubungi, Kamis (10/10).

Sebagai seorang dosen biologi, kecintaan Amalia Rezeki terhadap lingkungan dan Bekantan sudah tak perlu diragukan lagi. Sebagian besar hidupnya didedikasikan untuk melestarikan dan melindungi bekantan yang juga sebagai ikon kebanggaan Kalimantan Selatan.

Ia adalah perempuan pertama di Indonesia yang mendedikasikan diri dengan sungguh-sungguh dan konsisten melindungi bekantan dari kepunahan, melalui aksinya di bidang lingkungan dan perbaikan habitat.

Dalam mendukung upayanya tersebut, Amalia mendirikan Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI), dengan misi selamatkan bekantan-Selamatkan Peradaban Manusia.

Usahanya ini tidak terlepas dari pembinaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, melalui BKSDA dan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan serta dukungan penuh H.Sutarto Hadi, selaku Rektor Universitas Lambung Mangkurat.

Menurutnya, dedikasi terhadap pelestarian bekantan, bukanlah untuk sebuah apresiasi, melainkan bentuk tanggung jawab sebagai warga negara, keilmuan serta keimanan sebagai khalifah dimuka bumi dan untuk keberlanjutan generasi mendatang.

“Apresiasi yang saya terima adalah bukti keseriusan kami dalam menjaga lingkungan dan alam, serta pelestarian bekantan di Kalsel. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, apresiasi ini saya persembahkan untuk ayah saya yang telah mendahului saya di surga dan ibu saya yang saat ini mungkin merasa sepi, karena saya tinggal sendirian untuk menghadiri acara ini, dan all crew SBI yang saya cintai, juga tentunya almamater saya ULM, Banua serta generasi muda kita di Indonesia,” ungkapnya.

Sementara itu, menanggapi keberhasilan dosen mudanya menerima penghargaan Internasional di bidang lingkungan ASEAN YOUTH ECO-CHAMPIONS (AYECA) AWARD, Rektor ULM Sutarto Hadi mengucapkan selamat dan merasa bangga dengan kiprah Amalia Rezeki yang merupakan dosen muda berprestasi di ULM.

“Luar biasa, sangat membanggakan. ULM bersyukur memiliki dosen yang memiliki prestasi dalam bidang Lingkungan dan mendapat pengakuan Internasional. Prestasi ini menjadi bukti bahwa ULM telah menjadi universitas yang terkemuka dan berdaya saing. Saya berharap capaian ini menjadi motivasi bagi dosen lainnya,” tutur Sutarto.

Sutarto menghendaki demikian pula dengan para mahasiswa dan generasi muda dapat menarik pelajaran.

“Jangan lelah untuk berjuang bagi masa depan lingkungan dan kehidupan yang lebih baik,” sebutnya.

Saat ini Amalia bersama timnya sedang mendirikan sekolah konservasi serta stasiun riset bekantan dan ekosistem lahan basah di kawasan Pulau Curiak, kabupaten Barito Kuala, Kalsel.

“Saat ini kami sedang gencar mengkampanyekan program “Buy Back The Land” membeli kembali lahan yang dulunya menjadi habitat bekantan untuk dihutankan kembali bagi rumah bekantan serta kehidupan ekosistem lahan basah yang lestari,” pungkas Amalia.

Baca Juga: KPH Kusan Lepasliarkan Bekantan di Pulau Sewangi

Baca Juga:Dishut Kalsel Segera Pulangkan 20 Ekor Bekantan dari KBS

Reporter: Ahya Firmansyah
Editor: Muhammad Bulkini

Komentar
Banner
Banner