bakabar.com, JAKARTA – Cinta. Satu kata penuh makna yang datang secara tiba-tiba, tanpa rencana, lahir dari emosi dasar manusia, serta diwujudkan dengan cara berbeda.
Bagi segelintir orang, cinta adalah hal abstrak. Mengingat, setiap manusia memiliki cara tersendiri dalam menyampaikan dan menerimanya.
Perbedaan cara memberi dan menerima cinta setiap manusia sejatinya adalah hal lumrah, yang bahkan sudah terjadi sejak ribuan tahun lalu.
Malahan, orang Yunani Kuno sampai mempelajari perihal cinta, sekaligus mengkategorikannya menjadi sejumlah tipe.
Beberapa di antaranya yang melegenda ialah agape, eros, dan pragma. Tahukah Anda, apa yang membedakan ketiganya? Merangkum berbagai sumber, berikut ulasannya.
Agape, Cinta tanpa Syarat
Agape merupakan cinta yang altruistik alias sukarela, tanpa pamrih, dan tanpa syarat. Orang Yunani Kuno menganggap jenis cinta ini cukup radikal ”“ barangkali karena hanya sedikit yang mampu merasakan dalam jangka panjang.
Agape disebut juga sebagai cinta spiritual. Seperti halnya yang diyakini umat Kristiani: Yesus menunjukkan kasih pada semua manusia, rela berkorban, bahkan menderita demi kebahagiaan orang lain.
Karena itulah, agape menjadi bentuk cinta paling tinggi. Para Sufi, kabarnya, sangat ingin menggapai tipe cinta ini.
Eros, Cinta Penuh Gairah
Berbanding terbalik dengan agape yang murni tanpa syarat, tipe cinta eros justru dipenuhi hasrat seksual dan sensasi gairah. Bagi jenis ini, daya tarik fisik adalah yang utama.
Orang Yunani Kuno sendiri, kabarnya, agak takut dengan jenis cinta eros. Sebab, ini memungkinkan seseorang kehilangan kendali dalam berpikir.
Alih-alih berlandaskan logika, pikiran seseorang dengan jenis cinta eros kerap kali dikontrol birahi. Di samping hilang kendali, cinta jenis ini boleh dibilang hanya sesaat: cepat berkobar, namun juga cepat padam.
Pragma, Cinta Abadi
Lain halnya dengan eros yang datang sesaat, pragma merupakan tipe cinta abadi. Lebih tepatnya, ini adalah cinta yang matang dan berkembang dalam jangka waktu lama.
Menurut orang Yunani Kuno, jenis cinta semacam ini sulit dijumpai. Terlebih lagi, pada orang yang sering menilai ‘rumput tetangga lebih hijau’ dan berkarakter tidak sabaran.
Padahal, sejatinya, pragma hanya butuh pasangan yang berkomitmen. Kunci utamanya, kompromi antarindividu dalam suatu hubungan, serta keinginan untuk bersama-sama berusaha bahagia.
Itulah tiga di antara sekian tipe cinta yang dikategorikan oleh orang Yunani Kuno. Manakah yang kiranya sesuai dengan tipe cinta Anda?