bakabar.com, BANJARMASIN – Mila (22), warga Desa Anjir Serapat Lama, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan, tampak bersemangat membahas imunisasi anak.
Ya, wanita beranak satu ini enggan terlewatkan sehari pun mengimunisasi buah hatinya ke posyandu.
Bahkan ia rela berjalan kaki sembari menggendong putrinya yang masih berusia 1 tahun.
"Kemarin sudah disuntik di lengan 2 kali, paha 4 kali dan suntik usia 9 bulan 1 kali," ucap Mila kepada bakabar.com, Jumat (15/4).
"Namun untuk imunisasi usia 18 bulan masih belum," sambungnya.
Ia menilai imunisasi anak sangat penting. Terutama dalam mencegah penyakit.
"Karena kan setahu saya anak yang baru lahir itu rentan terserang penyakit," katanya.
Hal senada juga disampaikan Rizky (25), mamah muda asal Banjarmasin.
Meskipun sibuk sebagai wanita karier, ia masih menyempatkan diri mengimunisasi putranya.
"Saya usahakan tepat waktu membawa anak imunisasi," bebernya.
Jangan heran jika buku kesehatan ibu dan anak (KIA) warna merah muda itu selalu diperhatikannya.
"Setiap bulan saya lihat terus buku KIA," cetusnya.
Sebagai ibu muda, tambah dia, pengetahuan tentang imunisasi sangat penting. Sebab akan menentukan kesehatan buah hati ke depan.
"Saya masih baru dan awam pengetahuan soal imunisasi. Siapa tahu nanti melahirkan anak kedua, jadi sudah punya pengalaman," tegasnya.
Jadwal Imunisasi Dasar Anak
Mengutip situs resmi Kementerian Kesehatan RI, berikut jadwal imunisasi dasar untuk anak yang wajib diketahui:
- Imunisasi Hepatitis B (HB-O) untuk bayi yang berusia kurang dari 24 jam.
- Imunisasi BCG, Polio 1 untuk bayi usia 1 bulan.
- Imunisasi DPT-HB-Hib, Polio 2 untuk bayi usia 2 bulan.
- Imunisasi DPT-HB-Hib 2, Polio 3 untuk bayi usia 3 bulan.
- Imunisasi DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV untuk bayi usia 4 bulan.
- Imunisasi Campak/MR untuk bayi usia 9 bulan.
- Imunisasi DPT-HB-Hib lanjutan dan MR lanjutan untuk anak usia 18 bulan.
- Imunisasi DT dan campak/MR untuk anak kelas 1 SD/Madrasah dan sederajat.
- Imunisasi TD untuk anak kelas 2 SD/Madrasah dan sederajat.
- Imunisasi TD untuk anak kelas 5 SD/Madrasah dan sederajat.
Dampak Tak Imunisasi
Anak yang tidak diimunisasi memiliki risiko lebih tinggi terkena komplikasi sehingga berpotensi menyebabkan kecacatan bahkan kematian.
Ini karena tubuh tak memiliki sistem pertahanan khusus melindungi diri dari penyakit berbahaya.
Alhasil kuman semakin mudah berkembang biak dan menginfeksi tubuh anak.
Tingkat Imunisasi Dasar Indonesia dan Kalsel
Berdasarkan laporan rutin per Oktober 2021, cakupan imunisasi dasar lengkap Indonesia baru mencapai 58,4% dari target 79,1%.
Banten menjadi provinsi yang mendekati target cakupan imunisasi dasar lengkap yakni sebesar 78,8%.
Sementara itu ada sejumlah daerah lain yang cakupan imunisasi dasar lengkapnya di atas 60%. Misalnya seperti Sulawesi Selatan, Bengkulu, Sumatera Utara, Bali, Gorontalo, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Timur dan Jambi.
Sedangkan capaian imunisasi dasar lengkap Kalimantan Selatan per Desember 2021 sebesar 80,2% dari target 93,6%.
Dengan rincian Hulu Sungai Tengah 89,8%, Tanah Laut 87,5%, Banjarmasin 87,5%, Hulu Sungai Selatan 87,5%, Banjarbaru 86,3%, Barito Kuala 80,8% dan Tabalong 80,5%.
Kemudian Tapin 79,5%, Banjar 77,2%, Hulu Sungai Utara 76,5%, Balangan 71,1%, Kotabaru 69,6% serta Tanah Bumbu 68,9%.