bakabar.com, JAKARTA - Merebaknya penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, didominasi oleh pasien lanjut usia dan balita.
Kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan danlahan (karhutla) di Kalimantan Selatan, salah satunya dialami oleh warga Banjarmasin. Akibat karhutla, warga kota seribu sungai itu mengalami peningkatan penderita ISPA.
Jubir Kementerian Kesehatan Nadia Tarmizi mengaku telah berkoordinasi dengan dinas kesehatan (Dinkes) setempat untuk memonitor perkembangan penderita ISPA akibat karhutla di Kalimantan.
Baca Juga: Peningkatan ISPA di Kalimantan, Kemenkes: Disebabkan Polusi Udara
Menurut Nadia, ihaknya juga melakukan upaya pencegahan dengan cara mengedukasi masyarakat mengenai faktor-faktor risiko akibat polusi karhutla.
"Tidak membakar sampah, jangan membuang puntung rokok di rumput kering dan pencegah timbulnya karhutla dan juga pengurangan polusi udara," ujar Nadia kepada bakabar.com, Jumat (8/9).
Selain itu, Kementerian Kesehatan telah mendorong Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mengedukasi warga terkait pencegahaan karhutla.
Baca Juga: Penderita ISPA Melonjak, Pemkot Depok: Bukan Hanya karena Polusi Udara
"Edukasi penggunaan masker, memastikan layanan tersedia obat dan alat diagnostiknya," ujarnya.
Berkaca dari situasi yang terjadi akhir-akhir ini, Nadia meyakini kasus ISPA di Kalimantan mengalami peningkatan akibat polusi udara yang berasal dari karhutla.
"Salah satu faktor risiko ISPA adalah polusi udara dan karhutla menyebabkan polusi udara. Sehingga sangat memungkinkan meningkat bila ada polusi udara," tandasnya.