News

Pengguna PLN Mobile Sempat Terperosok, Kini Sudah 10 Juta Orang Mengunduh

apahabar.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) mengungkapkan tengah terjadi kenaikan pelanggan sekaligus rating PLN Mobile yang…

Featured-Image
Aplikasi PLN Mobile. Foto: PLN

bakabar.com, JAKARTA - PT PLN (Persero) mengungkapkan tengah terjadi kenaikan pelanggan sekaligus rating PLN Mobile yang menjadi aplikasi untuk mendukung upaya digitalisasi pelayanan publik.

"Yang tadinya ratingnya di Playstore 2,5 sekarang sudah 4,8. Dan sekarang menjadi aplikasi terbaik ketiga," ungkap Darmawan dalam Launching PLN Elevation Watts Up! Senin, (12/9/2022).

Berdasarkan pantauan bakabar.com, aplikasi PLN Mobile di Playstore sudah memiliki rating 4,8, serta terdapat 371.000 ulasan dengan 10 juta lebih yang telah mengunduh.

Darmawan mengungkapkan awal mula layanan PLN Mobile diluncurkan, aplikasi tersebut mendapatkan rating kecil serta mendapatkan hujatan saat mengunduh aplikasi PLN Mobile.

"Aplikasi PLN Mobile rating 2,5 saya cek di Playstore dari atas sampe bawah isinya sumpah serapah, saya miris, saya lihat ini what's going on. Segitu buruknya PLN pelayanan pelanggannya ratingnya 2,5," ucap Darmawan.

Saat itu, sebanyak 500.000 orang mengunduh aplikasi PLN Mobile. Dari jumlah tersebut, 450.000 telah menginstal aplikasi tersebut. Sebanyak 50.000 orang sisanya menjadi pengguna aktif.

"Ini adalah kondisi di mana pelayanan pelanggan kami mengalami titik nadir, untuk itu, pertama begitu kita melakukan digitalisasi," ungkapnya.

Darmawan mengatakan peningkatan pelayanan PLN diawali dengan pelayanan Petugas Layanan Teknik (Yantek), yaitu proses pengaduan yang dilakukan oleh pelanggan lewat aplikasi PLN Mobile secara sistem akan diteruskan ke aplikasi Yantek Mobile dan dimonitor lewat Virtual Command Center.

Kemudian jika petugas lama dalam menangani laporan gangguan, dan setiap laporan yang masuk dapat dimonitor oleh manajemen unit pelayanan setempat. Sehingga pengawasan terhadap petugas layanan teknik menjadi lebih ketat dan pelayanan petugas menjadi lebih cepat.

Darmawan menambahkan bahwa tantangan dalam digitalisasi bukan berasal dari produknya, melainkan proses dan budayanya. Proses yang berbelit, kompleks, lambat, menurutnya harus dapat disederhanakan.

"Kemudian digitalisasi dibangun suatu platform sehingga yang tadi lambat menjadi cepat yang kompleks menjadi simpel yang tadinya tidak terkelola menjadi termanajemen dengan baik," imbuhnya.

Reporter: Resti



Komentar
Banner
Banner