judi online

Parents Perlu Waspada, Judi Online Mengincar Remaja

Judi online sekarang menjangkau usia remaja. Akses digital yang mudah dan solidaritas pertemanan membuat remaja mudah terjebak. 

Featured-Image
Ilustrasi berbagai macam Judi online di website. Foto: BBC

bakabar.com, JAKARTAJudi online sekarang menjangkau usia remaja. Akses digital yang mudah dan solidaritas pertemanan membuat remaja mudah terjebak. Orang tua wajib waspada. 

Seiring perkembangan teknologi, sekarang judi beralih ke tempat yang lebih elit. Kemajuan teknologi pun mengubah cara bermain judi. Berjudi tidak harus bersembunyi seperti dahulu. Cukup duduk santai di depan komputer atau melalui handphone yang terhubung dengan jaringan internet, sudah bisa melakukan permainan haram tersebut.

Pada awalnya perjudian hanya dilakukan dalam beberapa jenis misalnya undian, lotre, lotto atau lottery, adu dadu, kartu, dan permainan lainnya. Namun saat ini perjudian sudah menjadi penyakit menular dimana setiap permainan bisa dijadikan sebagai bahan untuk melakukan perjudian.

Semakin mudah diakses, semakin muda usia yang bisa dijangkau oleh bandar judi. Remaja kini termasuk harus diwaspadai. Akses digital yang mudah dan usia yang penuh rasa ingin tahu dan solidaritas pertemanan membuat kelompok ini mudah dijebak. 

Melansir ekyd.blogspot, ada beberapa faktor yang membuat remaja terjun ke perjudian. Antara lain:

1. Sosial & ekonomi

Bagi masyarakat dengan status sosial dan ekonomi yang rendah perjudian seringkali dianggap sebagai suatu sarana untuk meningkatkan taraf hidup. Karena dengan modal yang sangat kecil mereka akan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya atau menjadi kaya dalam sekejab tanpa usaha yang besar.

Pandangan yang relatif sama juga ada diantara remaja, mereka berusaha memiliki uang lebih dengan cara instan dengan berjudi, apalagi bagi remaja yang memang tumbuh di lingkungan masyarakat yang memang suka berjudi.

2. Situasional

Situasi yang bisa dikategorikan sebagai pemicu berjudi pada remaja adalah tekanan teman atau kelompok atau lingkungan. Tekanan kelompok membuat remaja penjudi merasa tidak enak jika tidak menuruti apa yang diinginkan oleh kelompoknya.

Sementara metode pemasaran yang dilakukan oleh para pengelola perjudian dengan selalu mengekspose para penjudi yang berhasil, sehingga memberikan kesan kepada calon penjudi bahwa kemenangan dalam perjudian adalah sesuatu yang biasa, mudah dan dapat terjadi pada siapa saja, padahal kenyataannya kemungkinan menang sangatlah kecil.

3.  Rasa ingin tahu

Rasa ingin tahu pada remaja sangatlah besar maka masuk akal jika faktor belajar memiliki efek yang besar terhadap perilaku berjudi, terutama menyangkut keinginan untuk terus berjudi.

Pada awalnya hanya ingin mencoba, akan tetapi karena penasaran dan berkayakinan bahwa kemenangan bisa terjadi kepada siapapun, termasuk dirinya dan berkeyakinan bahwa dirinya suatu saat akan menang atau berhasil, sehingga membuatnya melakukan perjudian berulang kali.

4. Persepsi tentang probabilitas kemenangan

Para penjudi yang sulit meninggalkan perjudian biasanya cenderung memiliki persepsi yang keliru tentang kemungkinan untuk menang. Mereka pada umumnya merasa sangat yakin akan kemenangan yang akan diperolehnya, meski pada kenyataannya peluang tersebut amatlah kecil karena keyakinan yang ada hanyalah suatu ilusi yang diperoleh dari evaluasi peluang berdasarkan sesuatu situasi atau kejadian yang tidak menentu dan sangat subyektif.

5.  Persepsi terhadap keterampilan

Remaja yang merasa dirinya sangat terampil dalam salah satu atau beberapa jenis permainan judi akan cenderung menganggap bahwa keberhasilandalam permainan judi karena keterampilan yang dimilikinya.

Umumnya remaja selalu ingin mengunggulkan diri sehingga bagi mereka kekalahan dalam perjudian tidak pernah dihitung sebagai kekalahan tetapi dianggap sebagai "hampir menang", sehingga mereka terus memburu kemenangan yang menurut mereka pasti akan didapatkan.

6. Waktu dan kesempatan

Umumnya para remaja yang suka berjudi bermula ketika mereka punya banyak waktu luang, yang dimanfaatkan untuk sekedar bermain-main. Merasa permainan mereka kurang menarik maka dibumbui sedikit taruhan.

 Dampak Judi terhadap Remaja

1.  Merusak hubungan sosial

Ketika remaja sudah mulai diketahui menyukai perjudian tentu akan mendapat sentiment dari masyarakat, karena bagaimanapun perjudian adalah menyimpang dari norma masyarkat yang berlaku. Terlebih orang tua akan memberi respon keras pada anak remaja yang diketahui gemar berjudi, kadang respon keras ini justru memperkeruh suasana yang sering mendorong remaja untuk lebih liar dari sebelumnya.

2.  Menggangu prestasi belajar dan masa depan

Bagi remaja yang terlibat dalam perjudian, di dalam pikirnyanya hanyalah bagaimana untuk mendapat kemenangan dan kembali bisa berjudi. Hal selain itu bukalan prioritas terlebih, belajar, masa depan adalah urusan nanti. Kadang mereka sering membolos dan meninggalkan sekolah hanya untuk berjudi.

3.  Pintu masuknya miras dan narkoba

Satu keburukan mengundang keburukan yang lain, itulah pepatah yang sering kita dengar begitu juga dengan judi, berkumpul ,bertaruh, harta dan emosi tidak lengkap rasanya kalau tidak dilengkapi dengan minum-minuman beralkohol. Tidak puas mabuk alkohol tentu saja mencari-cari bahan lain yang lebih memuaskan hingga berakhir pada penggunaan narkoba.

4. Membawa permasalahan keuangan

Judi tetap saja membawa masalah menang atau kalah uang tetap musnah, ketika kalah harus menyerahkan taruhan ketika menang ini adalah saat tepat untuk berpesta. Sehingga pada akhirnya masalah keuangan selalu muncul pada para penjudi muda ini.

5. Merupakan tindak pidana dan memicu krimalitas

Tentang tindakan hukum pidana terhadap setiap orang yang terlibat dalam sebuah perjudian, penangkapan dan kurungan selalu mengancam. Selain itu banyak tindakan kriminal lain yang bisa saja muncul akibat judi, krisis keuangan bisa saja memunculkan membuat para penjudi melakukan, pencurian, pemalakan, dan berbagai tidakan kriminal lain secara berantai.

Editor


Komentar
Banner
Banner