Prediksi Suku Bunga

Pengamat Prediksi Kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia Bulan Depan

Senior Economist DBS Group Research, Radhika Rao prediksiBank Indonesia akan menaikkan suku bunga acuan atau BI7DRR pada Februari mendatang.

Featured-Image
BI mencatat aliran modal asing yang masuk sebesar Rp9,95 triliun ke pasar keuangan Indonesia selama 9-12 Januari 2023. Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA – Senior Economist DBS Group Research Radhika Rao prediksi Bank Indonesia masih akan menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada Februari mendatang

Kenaikan suku bunga diperkirakan naik sebesar 25 basis poin (bps) pada Februari 2023 menjadi 6 persen. Kebijakan itu dilakukan menyusul kenaikan 25 bps pada bulan sebelumnya.

“Kondisi likuiditas di dalam negeri kemungkinan tetap kondusif untuk BI mempertahankan sikap pro-pertumbuhan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (29/1).

Baca Juga: Link Live Streaming Haul ke-18 di Ar-Araudah: Sekumpul Penuh Hamparan Sajadah

Saat ini pemerintah sedikit lebih percaya diri setelah melihat hasil nilai inflasi dalam negeri yang telah mencapi puncak. Artinya bahwa kenaikan inflasi ke depan, mungkin akan sesuai dengan ekpetasi.

Kondisi tersebut, terjadi bersamaan dengan meredanya gejolak di pasar keuangan global karena kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) yang lebih kecil.

Berdasarkan data terakhir inflasi Indonesia pada bulan Desember 2022 tercatat sebesat 5,5 persen secara tahunan (yoy). Jumlah tersebut melebihi ekspatasi BI sebesar 2-4 persen.

Sementara itu, inflasi inti tercatat sebesar 3,36 persen secara yoy. Berdasarkan data tersebut diperkirakan bahwa kenaikan inflasi telah mencapai puncaknya.

Kemudian, bank sentral AS juga diperkirakan akan mengurangi siklus kenaikan suku bunganya pada tahun ini.

“Sehingga, Indonesia tidak lagi berada dalam keadaan mendesak untuk menaikkan suku bunga secara agresif,” tutupnya.

Baca Juga: Terkejut Vonis Bebas Kasus KSP Indosurya, Mahfud: Akan Kita Kasasi

Selain itu, prioritas lain BI saat ini adalah menarik likuiditas mata uang asing (valuta asing/valas) kembali ke pasar keuangan dalam negeri.

Sebelumnya BI telah mengenalkan instrumen moneter valas baru untuk menarik devisa hasil ekspor ke pasar dalam negeri dengan menawarkan imbal hasil yang lebih kompetitif, pada Desember 2022.

Selain meningkatkan ketersediaan mata uang asing domestik, arus masuk devisa hasil ekspor akan mendukung stabilitas rupiah.

Kemudian, BI juga telah memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps, untuk Januari 2023.

Baca Juga: Haul ke-18 Guru Sekumpul di Musala Ar-Raudah, Berikut Rangkaian Acaranya

Menurut BI, Keputusan kenaikan suku bunga tersebut merupakan langkah lanjutan untuk secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking, memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan.

kenaikan suku bunga sebesar 225 bps sejak Agustus 2022 memadai untuk memastikan inflasi inti tetap berada dalam kisaran 2–4 persen pada semester I/2023 dan inflasi umum kembali ke dalam sasaran 2 persen –4 persen pada semester II/2023.

Editor


Komentar
Banner
Banner