Tak Berkategori

Pengamat: Pertanian Indonesia “Mati Rasa”

apahabar.com, BANJARMASIN- Pengamat pertanian asal Semarang, menilai jika pertanian Indonesia mengalami “mati rasa”. Disampaikan Pengamat dari…

Featured-Image
Foto-Media Indonesia.

bakabar.com, BANJARMASIN- Pengamat pertanian asal Semarang, menilai jika pertanian Indonesia mengalami “mati rasa”.

Disampaikan Pengamat dari Yayasan Nusa Bangsa (Ansa), Semarang, Samaji usai memperhatikan jumlah hasil pertanian Indonesia yang terus menyusut dari tahun ke tahun.

“Kalo saya melihat perkembangannya, hasil pertanian kita tidak berkelanjutan. Kalau berkelanjutan pasti hasilnya meningkat,” kata Samaji dihubungi bakabar.com, Jumat (21/12) siang.

Dunia Pertanian yang tidak akan berumur panjang, kata dia, dilihat dari cara kerja pupuk kimia yang tidak terukur. Petani dalam satu hektar rata-rata memberikan lebih dari satu jenis pupuk kimia.

Ini yang diklaim Samaji kondisi Pertanian Indonesia mengalami “mati rasa”. Melihat pola itu, Samaji mengklaim tanah akan kehilangan unsur-unsur penting untuk menjaga tumbuhan.

Baca Juga:Ubah Pola Kerja Petani Banjar, Begini Cara Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Lakukan

“Gini loh, sebenarnya pupuk kimia bagus-bagus saja, tapi harusnya terukur dalam penggunaanya,” ujarnya.

Dari sisi lain, Samaji juga memberikan gambaran dampak akibat mengonsumsi sayur atau hasil pertanian yang di pupuk kimia yang tidak terukur. Selain akan menimbulkan berbagai penyakit, harapan hidup dengan usia lebih dari 50 tahun menipis.

Kalau diperhatikan, bekas cairan kimia yang menempel di dalam sprayer (alat semprot tanaman) itu tidak bisa hilang walau di cuci dengan air panas.

Samaji, pelatih pertanian ini sudah berhasil mengembangkan pertanian tanpa mengunakan sedikit pun bahan kimia. Hasilnya pun, kata dia, sangat berkualitas.

Salah satu yang dia sudah coba adalah tanaman padi. Selain hasil panen yang baik memuaskan, kualitas beras yang dihasilkan pun setelah dimasak tidak cepat basi.

“Sebenarnya, pupuk organik di Indonesia itu sangat banyak, namun banyak yang tidak terukur,” imbuhnya.

Sekedar diketahui, atas terobosannya, Samaji diminta Bank Indonesia sebagai pelatih pertanian.

Baca Juga:Miris Lihat Pola Kerja Petani Banjar, Menteri Pertanian: Kapan Majunya

Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Fariz



Komentar
Banner
Banner