bakabar.com, JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Mohammad Arsjad Rasjid Prabu Mangkuningrat mengungkapkan pendidikan vokasi merupakan salah satu kunci untuk menghadapi bonus demografi yang akan dihadapi Indonesia.
"Kunci menghadapi bonus demografi ini adalah pendidikan vokasi," katanya di Padang, Rabu, saat memberikan kuliah umum bertajuk Generasi muda pengusaha: Potret masa depan Indonesia yang diselenggarakan oleh Universitas Andalas.
Untuk mengimplementasikan pendidikan vokasi, perguruan tinggi memiliki peran penting. Sebab, kampus harus bisa memastikan setiap mahasiswa memiliki keahlian sesuai dengan bidangnya.
Menurut Arsjad, penting bagi perguruan tinggi untuk membekali mahasiswa dengan keahlian yang cocok dengan dirinya. Jika hal itu diimplementasikan, diyakini bonus demografi akan menjadi kekuatan besar bagi Indonesia.
Baca Juga: Program Vokasi, Menperin: Praktik Terbaik Kemitraan Industri-Pendidikan
"Jadi pelajar atau mahasiswa harus dibekali dengan keahlian yang cocok baginya di masa depan," kata Arsjad menegaskan.
Kemudian, dalam menghadapi bonus demografi dan mewujudkan Indonesia Emas pada tahun 2045, pemerintah juga perlu memerhatikan tenaga kerja terutama buruh.
"Para tenaga kerja (buruh) di tanah air juga harus diberikan reskilling dan upskilling," ujarnya.
Arsjad menegaskan, apabila langkah-langkah tersebut tidak dilakukan maka bonus demografi yang seharusnya menjadi kekuatan bagi pertumbuhan perekonomian nasional justru bisa menjadi kerugian besar.
Baca Juga: Pelatihan Vokasi Industri 3 in 1, Kemenperin Bidik 26.000 Orang
Oleh karena itu, bonus demografi yang diperkirakan terjadi pada tahun 2032 harus betul-betul disiapkan terhadap kelompok usia produktif agar memiliki pengetahuan dan keahlian khusus.
Ia menambahkan di era industri 4.0 semua elemen masyarakat harus siap bersaing dengan pihak manapun termasuk dengan negara-negara luar. Jika tidak, maka yang terjadi ialah evolusi sosial.