Pendanaan Petani Sawit

Pendanaan Petani Sawit, OJK: Dukung 3 Pilar Pembiayaan Berkelanjutan

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menjelaskan peningkatan akses pendanaan ke petani sawit dapat mendukung tiga pilar pembiayaan berkelanjutan.

Featured-Image
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar saat menemui para petani kelapa sawit di Desa Bumi Harapan, Ogan Kemering Ilir, Sumatera Selatan, Senin (31/7/2023). Foto: OJK

bakabar.com, JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menjelaskan soal peningkatan akses pendanaan ke petani sawit dapat mendukung tiga pilar pembiayaan berkelanjutan yakni peningkatan kesejahteraan, perlindungan lingkungan hidup, dan pertumbuhan ekonomi.

“OJK mengupayakan peningkatan akses keuangan para petani sawit karena ini jelas merupakan skema pembiayaan berkelanjutan dan menopang tiga pilar dari sustainable finance,” kata Mahendra dalam keterangannya di Jakarta, Senin (31/7).

Mahendra menemui para petani kelapa sawit di Desa Bumi Harapan, Ogan Kemering Ilir, Sumatera Selatan, yang merupakan rangkaian kegiatan OJK dalam mendukung pembiayaan kepada petani kelapa sawit serta peningkatan produktivitas sektor perkebunan kelapa sawit.

Mahendra menyampaikan kelapa sawit menjadi penentu dan penopang kuat ekonomi domestik saat Indonesia menghadapi berbagai tantangan ekonomi karena pandemi COVID-19.

Baca Juga: OJK: LPEI Bakal Tampung DHE SDA

Indonesia juga merupakan negara produsen minyak sawit terbesar di dunia, menjadi pemegang dominasi untuk pemenuhan kebutuhan minyak nabati global. Karena itu, kata Mahendra, produktivitas perkebunan kelapa sawit Indonesia perlu terus ditingkatkan.

“Minyak kelapa sawit Indonesia mendominasi kebutuhan minyak nabati global dan belum tergantikan hingga saat ini sehingga perlu kita dorong produktivitasnya dan kita bantu pembiayaannya,” ujarnya.

Sebagai komoditas strategis Indonesia, kata Mahendra, kelapa sawit merupakan andalan neraca perdagangan nasional yang berkontribusi sebesar 13,50 persen terhadap ekspor nonmigas serta menyumbang 3,50 persen total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Dalam kesempatan itu, sejumlah industri jasa keuangan turut menyerahkan kredit/pembiayaan seperti dari BPD Sumsel Babel, Bank BRI dan Bank Mandiri kepada perwakilan petani kelapa sawit di Desa Bumi Harapan, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan dengan total kredit sebesar Rp273 miliar.

Baca Juga: Data Lahan Sawit, Luhut: untuk Perbaikan Tata Kelola

Sementara itu, Asrul, Bendahara dari Koperasi Unit Desa (KUD) Panca Sawit Makmur yang turut menjadi penerima pendanaan kelapa sawit, menyampaikan penghargaan atas bantuan pembiayaan yang diterima anggota KUD-nya sejak 2021.

“Dari pembiayaan yang kami terima di 2021 akhirnya membuahkan hasil, dan akhirnya di bulan ke-delapan tahun ini kami berhasil panen. Kami sangat berterima kasih atas inisiasi bantuan, baik dari pemerintah provinsi, kota, bank maupun OJK ini,” kata Asrul.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kelapa sawit di Indonesia sebesar 45,58 juta ton pada 2022. Sumatera Selatan menjadi salah satu provinsi yang penyumbang produksi kelapa sawit yakni sebesar 3,45 juta ton atau 7,57 persen.

Editor
Komentar
Banner
Banner