Kalsel

Pemprov Kalsel Rancang Aplikasi Smart Banjir

apahabar.com, BANJARBARU – Sebagai bentuk kesiagaan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus berupaya mengembangkan sistem penanggulangan bencana…

Featured-Image
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sedang berupaya mengembangkan sistem penanggulangan bencana banjir. Foto-Ist

bakabar.com, BANJARBARU – Sebagai bentuk kesiagaan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus berupaya mengembangkan sistem penanggulangan bencana banjir.

Selain Early Warning System (sistem peringatan dini), dalam waktu dekat juga akan difungsikan aplikasi “Smart Banjir Versi 1” buatan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalsel.

“Bappeda telah membuat aplikasi terkait banjir dengan nama Smart Banjir Versi 1,” ucap Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan Bappeda Kalsel, Fahri Riza, dalam rapat virtual penanganan banjir, kemarin.

Aplikasi bencana ini akan memuat data secara detail mengenai kondisi banjir. Sumber informasinya didapatkan dari data-data parsial dan laporan tim lapangan.

“Kita akan membuat data sampai tingkat desa,” sebut Riza.

Nantinya, Bappeda akan terus mengembangkan fitur-fitur untuk menyajikan kelengkapan data banjir melalui aplikasi ini. Sebab, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menginginkan data by name by address untuk memudahkan penyaluran bantuan terdampak banjir.

“Kita coba bangun sistem ini dan terus lakukan perbaikan ke depan,” lanjutnya

Sebagai implementasi, dalam waktu dekat Bappeda Kalsel akan mengadakan sosialisasi atau FGD (forum group discussion) bersama BPBD dan Dinas Sosial seluruh kabupaten/kota serta operator Geospasial Pemprov Kalsel.

“Karena ini adalah aplikasi banjir atau aplikasi bencana. Jadi pengelolaannya kami serahkan ke BPBD Provinsi,” ujar dia

Sebagai informasi, hingga Minggu (31/1), total korban terdampak banjir di Kalsel tercatat 626.553 jiwa dari 176.142 kepala keluarga (KK). 24 korban jiwa ditemukan meninggal dan 3 orang dinyatakan menghilang.

Dari total 135.656 pengungsi, 99.421 telah pulang kembali ke kediamannya masing-masing. Sementara tersisa 36.235 pengungsi dari 8 kabupaten/kota.

Banjir Kalsel juga mengakibatkan infrastruktur dan fasilitas umum mengalami kerusakan. Terdata yang mengalami dampak banjir yaitu 99.400 rumah, total 1.693.295 meter jalan, 1.416 sekolah, 128 jembatan, 838 sekolah dan 124 sarana kesehatan.

Berikut laporan terbaru yang dihimpun BPBD Kalsel per 31 Januari pukul 09.00 WITA :

1. Kabupaten Tabalong
– 3.194 KK
– 9.937 jiwa

2. Kabupaten Balangan
– 7.258 KK
– 22.304 jiwa
– 10.000 pengungsi

3. Kabupaten Hulu Sungai Tengah
– 29.060 KK
– 88.321 jiwa
– 9.326 pengungsi

4. Kabupaten Hulu Sungai Utara
– 1.582 KK
– 4.774 jiwa

5. Kabupaten Hulu Sungai Selatan
– 4.217 KK
– 10.524 jiwa

6. Kabupaten Tapin
– 549 KK
-1.607 jiwa
– 328 pengungsi

7. Kabupaten Barito Kuala
– 18.880 KK
– 53.870 jiwa
– 9.170 pengungsi

8. Kabupaten Banjar
– 60.654 KK
– 275.906 jiwa
– 82.782 pengungsi

9. Kabupaten Tanah Laut
– 13.476 KK
– 42.543 jiwa
– 9.814 pengungsi

10. Kota Banjarbaru
– 2.134 KK
– 8.243 jiwa
– 7.722 pengungsi

11. Kota Banjarmasin
– 35.138 KK
– 108.524 jiwa
– 6.514 pengungsi



Komentar
Banner
Banner