Kalsel

Pemprov Kalsel Lamban Tangani Perbatasan Kalteng di Anjir Pasar, Bupati Batola Kecewa

apahabar.com, MARABAHAN – Sepekan pasca pendirian posko di perbatasan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, Kabupaten Barito…

Featured-Image
Bupati Barito Kuala, Hj Noormiliyani AS, memeriksa suhu tubuh salah seorang pengendara yang melintas di perbatasan Kalsel dengan Kalteng di Anjir Pasar. Foto: apahabar.com/Bastian Alkaf

bakabar.com, MARABAHAN – Sepekan pasca pendirian posko di perbatasan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, Kabupaten Barito Kuala belum mendapatkan bantuan nyata dari Pemerintah Provinsi.

Seiring peningkatan ancaman penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19), Kalsel sudah membatasi akses keluar masuk wilayah, baik melalui darat, laut, dan udara terhitung sejak 31 Maret 2020.

Jauh sebelum putusan Gubernur Kalsel tersebut, Batola sebagai salah satu wilayah yang berbatasan darat dengan Kalteng, telah mendirikan posko perbatasan di Desa Anjir Pasar Lama 1 Kecamatan Anjir Pasar.

Semula dijanjikan bahwa pendirian posko perbatasan merupakan tanggungjawab bersama antara provinsi dan kabupaten bersangkutan.

Namun hingga sepekan didirikan, Kamis (2/4), bantuan yang dijanjikan tak kunjung datang. Posko yang terdiri dari dua tenda kecil untuk istirahat dan perawatan cepat tersebut, hanya diisi tenaga-tenaga dari Batola.

Mulai dari tenaga medis Puskesmas, Koramil, Polsek, Satpol PP dari Anjir Pasar dan Anjir Muara. Mereka berjaga selama 24 jam dengan tiga shift masing-masing 8 jam.

“Hingga seminggu berlalu, belum ada sama sekali campur tangan dari Pemprov Kalsel,” seru Bupati Batola, Hj Noormiliyani AS, seusai meninjau aktivitas di posko perbatasan.

“Saya sudah berpesan kepada Wabup yang mengikuti video communication dengan Gubernur Kalsel untuk menyampaikan bagaimana bentuk kontribusi dan perhatian mereka,” imbuhnya.

Kontribusi tersebut memang dibutuhkan, mengingat sumber daya dan sumber dana Batola juga terbatas. Sementara arus lalu lintas cukup padat, baik angkutan penumpang maupun barang.

Situasi sebaliknya terlihat di posko serupa di Kapuas Timur yang berjarak hanya sekitar 500 meter dari posko Anjir Pasar. Jumlah peralatan dan petugas sudah memadai untuk pendatang dari Kalsel, lantaran back up Pemprov Kalteng.

“Lagipula posko ini berbatasan Kalsel dengan Kalteng, bukan perbatasan antara Batola dengan Banjarmasin saja, sehingga tanggungjawab ini semestinya tidak hanya ditanggung kabupaten,” tegas Noormiliyani.

Oleh karena berperan penting dalam upaya pencegahan, setiap penjaga posko perbatasan memperoleh konsumsi dan insentif dari Pemkab Batola.

"Setiap petugas juga mendapatkan insentif, selain makan dan minuman. Kami tidak mungkin membiarkan orang bekerja tanpa diberi apapun," tegas Noormiliyani.

Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner