bakabar.com, JAKARTA – Polri mengantisipasi proses baiat massal atau sumpah setia kepada pemimpin Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang baru, Abu Hassan al-Hashemi al-Qurashi.
Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar mengatakan pemantauan itu dilakukan lantaran banyak pihak yang akan melakukan baiat setelah pergantian pemimpin organisasi teroris itu.
“Banyak berbaiat kembali kepada pemimpin baru. Kami selalu memonitor aktivitas ini,” kata Aswin saat dikonfirmasi, kutip CNNIndonesia.com, Selasa (17/6).
Namun demikian Aswin menyatakan belum ada indikasi ISIS melakukan proses baiat massal di Indonesia. Sejauh ini, kata dia, baiat dilakukan secara perorangan atau dalam kelompok-kelompok kecil.
Salah satu contoh kasus terjadi saat Densus meringkus 24 tersangka teroris jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso pekan lalu. Beberapa di antara tersangka itu diduga telah berbaiat kepada pemimpin baru ISIS.
Proses itu dilakukan aplikasi pesan singkat WhatsApp dan tidak secara langsung atau tatap muka.
Salah seorang tersangka berinisial H mengkoordinir beberapa orang yang memutuskan untuk melakukan baiat. Ia lantas mengirimkan teks baiat melalui aplikasi pesan tersebut dan kemudian mengharuskan tersangka teroris lain membuat video.
Terpisah, Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) RI Brigjen Ahmad Nurwakhid mengatakan setiap pergantian pucuk pimpinan di organisasi teroris pasti akan diikuti dengan proses baiat.
“Untuk menjadi anggota jaringan pasti melalui baiat dulu, dan setiap ada pergantian pucuk pimpinan juga diikuti baiat seluruh anggotanya,” kata Nurwakhid.
Menurutnya, proses baiat tersebut disesuaikan dengan petunjuk atau arahan pemimpin di masing-masing wilayahnya.
Namun, kata Nurwakhid, penyidik masih melakukan penyidikan dan pendalaman terkait dengan proses baiat secara massal yang dimungkinkan dilakukan di Indonesia.
“Apakah secara massal atau lainnya, masih didalami oleh penyidik,” tambah dia.
Sebagai informasi, pemimpin lama ISIS Abu Ibrahim al-Qurashi diduga meledakkan dirinya pada awal Februari lalu di tengah serangan tentara AS di barat lalu Suriah.
Ibrahim memimpin ISIS sejak 2019. Dia merupakan seorang etnis Turkmenistan dari kota Tal Afar di Irak. Ia menggantikan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi yang tewas dalam serangan AS pada Oktober 2019.
Abu Hassan kemudian didapuk sebagai pemimpin ISIS menggantikan Abu Ibrahim. Penunjukan itu diumumkan pada Maret 2022 lalu.