Pemilu 2024

Pemilu 2024: MRK Ajak Warga Banbar dan Anjir Hindari Polarisasi-Money Politic

Anggota Komisi II DPR RI, Muhammad Rifqinizamy Karsayuda (MRK), mengajak warga Banjarmasin Barat dan Anjir untuk menghindari polarisasi dan money politic

Featured-Image
Anggota Komisi II DPR RI, Muhammad Rifqinizamy Karsayuda (MRK). Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN - Anggota Komisi II DPR RI, Muhammad Rifqinizamy Karsayuda (MRK), mengajak warga Banjarmasin Barat (Banbar) dan Anjir Barito Kuala untuk menghindari polarisasi dan money politic di Pemilu 2024 mendatang. 

Imbauan tersebut disampaikan politikus PDI Perjuangan itu dalam sosialisasi dan pendidikan pemilih di Kecamatan Banjarmasin Barat, Anjir Muara dan Anjir Pasar, Selasa (6/12).

Ia mengatakan, potensi politik uang cukup besar pada Pemilu 2024 mendatang. Sehingga dinilai melemahkan semangat orang yang berpotensi untuk terjun ke politik. 

"Berdasarkan survei, persepsi publik Kalimantan Selatan memilih kandidat karena uang mencapai 72 persen. Hasil ini konsisten sejak Pemilu 2019 maupun Pilkada 2020," ucap MRK dalam sosialisasi tersebut. 

“Tapi itu kan persepsi, dan kita tidak boleh mengakimi persepsi,” lanjutnya.

Anggota Komisi II DPR RI, Muhammad Rifqinizamy Karsayuda (MRK). Foto-Istimewa
Anggota Komisi II DPR RI, Muhammad Rifqinizamy Karsayuda (MRK). Foto-Istimewa

Kendati demikian, sambung dia, tidak semua politisi yang terpilih pada Pileg 2019 dan Pilkada 2020 dengan cara money politic.

“Apakah dalam Pileg dan Pilkada yang terpilih karena money politic? Kita enggak tahu,” tegasnya.

Karenanya, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk membenahi bersama persepsi publik tersebut. Agar persepsi publik memilih pemimpin bukan karena uang.

“Tapi karena prestasi dan track record,” bebernya.

Selain itu, Presidium KAHMI Nasional ini berharap agar masyarakat Kalsel semakin dewasa dalam berpolitik. Artinya, meski berbeda pilihan, namun tidak menjatuhkan satu sama lain. 

Ia juga meminta masyarakat Kalsel agar tidak terjebak dan terpengaruh pada narasi yang berpotensi terjadinya polarisasi. Termasuk hoaks hingga ujaran kebencian.

"Pemilu 2019 dan Pilkada 2020 semoga menjadi pengalaman berharga. Beda pilihan sifatnya sementara, tapi persaudaraan dan silaturahmi harus tetap yang jadi utama," tutupnya. 

Editor


Komentar
Banner
Banner