bakabar.com, JAKARTA– Pemerintah telah menghabiskan anggaran mencapai seribu triliun rupiah untuk subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kompensasi listrik, selama 2022.
“APBN untuk belanja negara non Kementerian dan Lembaga (K/L) mencapai Rp1.013,5 triliun, atau 74,7 persen dari total yang teralisasi, mayoritas digunakan untuk subsidi dan kompensasi BBM dan listrik sebesar seribu triliun,” ucap Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers secara daring, Selasa (20/12).
Sementara untuk sisa anggaran belanja non K/L dipergunakan untuk penyaluran kepada pensiunan pegawai negara termasuk pembayaran THR pensiunan dan gaji ke-13 pensiunan.
Selain itu, untuk belanja K/L, pemerintah telah menghabiskan anggaran sebesar Rp954,4 Triliun , yang disalurkan kepada seluruh kementerian dan lembaga.
Jumlah tersebut, kata Sri Mulyani, sudah melebih presentase realisasi anggaran yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
“Karena ada anggaran tambahan yang disalurkan melalui bansos dan belanja-belanja lain, yang ditujukan untuk mendukung stabilitas harga dan membantu untuk menjaga daya beli masyarkat,” ungkap Sri Mulyani.
Diketahui, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Indonesia, sudah mencapai 2.717,6 triliun, sebelum memasuki tutup tahun 2022.
“Ini artinya 87,5 persen dari total belanja negara sudah terealisir,” kata Sri Mulyani.
Kemudian untuk Dana Transfer ke Daerah (TKD) sudah mencapai 749,9 triliun, atau mencapai 92,2 persen dari realisasi yang ditetapkan.
“Alokasi TKD ini hampir selesai seluruhnya, nanti akan teralisir pada akhir tahun,” ucap Sri Mulyani.
Anggaran berikutnya adalah untuk pembiayaan investasi pemerintah, yang nilainya sebesar 82,05 triliun rupiah.
Dana tersebut dipergunakan untuk injeksi-injeksi kapital, yang diberikan terutama pada entitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Termasuk pemberian melalui Permodalan Nasional Madani (PNM) yang diberikan untuk Restruturiasi PT Garuda Indonesia sebesar 7,5 triliun,” ujar Sri Mulyani.