Pembayaran Digital

Pembayaran Digital Kebutuhan Masyarakat, Survei: Penggunaannya Capai 93 Persen

Pembayaran digital atau cashless menjadi tren masyarakat saat ini.

Featured-Image
Dokumentasi. Warga memindai kode Quick Response Indonesian Standard (QRIS) untuk pembayaran digital saat giat Operasi Pasar Qris di Masjid Raya Mujahidin, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (12/4/2023). Foto: ANTARA

apahabar.co, JAKARTA - Pembayaran digital atau cashless menjadi tren masyarakat saat ini. Mekanisme pembayaran digital melalui dompet digital, QR, hingga kartu kredit contactless dinilai lebih simple dan efisien lantaran tak perlu membawa banyak uang tunai.

Berdasarkan studi Consumer Payment Attitude Visa 2022, pembayaran melalui dompet digital telah mengambil alih pembayaran tunai di Indonesia. Tingkat penggunaan pembayaran digital mencapai 93%. 

"Menarikanya, Gen Y atau milenial urutan tertinggi pengguna pembayaran cashless sebanyak 96%, sedangkan boomers posisi kedua, selanjutnya Gen Z," ujar Presiden Direktur Visa Indonesia Riko Abdurrahman di acara Contactless Talk: Siapkah Kita Meninggalkan Uang Cash? yang diadakan Visa Worldwide Indonesia secara daring, Jumat, (9/6).

Secara keseluruhan, di Indonesia uang tunai memang masih digunakan dalam lingkup yang lebih luas. Hanya saja, tingkat penggunaannya menurun dari 87% di 2021 menjadi 84% di 2022.

Baca Juga: Sistem Pembayaran Digital, CIPS: Inovasi Tingkatkan Inklusi Keuangan

Yang paling melesat naik adalah pembayaran dari aplikasi atau in-app payment, dari hanya 45% di 2021 menjadi 80% di 2022. Kemudian disusul QR payment yang naik dari 50% di 2021 menjadi 62% di 2022.

Untuk pembayaran menggunakan kartu, metode gesek masih yang paling banyak digunakan sebesar 59%, disusul oleh kartu kredit atau debit online pada 55%.

Sementara penggunaan kartu contactless, angkanya juga  meningkat setiap tahun. "Dari 31% di 2020, 33% di 2021 dan di tahun 2022 berada di 34%," papar Riko.

Baca Juga: Inovasi dalam Pembayaran Digital, Presiden Jokowi: Perlu Diperkuat

Di sisi lain, kata Riko, alasan masyarakat mengurangi penggunaan uang tunai di antaranya, 56% merasa kurang aman karena bisa jatuh atau dicuri, 53% lebih sering menggunakan pembayaran contactless seperti dompet digital atau kartu contactless, 48% merasa kurang aman karena bisa menyebarkan infeksi.

Selain itu, sebanyak 47% merasa tidak perlu membawa banyak karena gampang menarik uang, 44% merasa membawa uang tunai merepotkan dan sudah banyak yang menyediakan pembayaran cashless.

"Intinya pembayaran cashless lebih aman dan menjadi kebutuhan," pungkasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner