News

Pelaku Wisata Alami Kesulitan Mendapatkan Solar Usai Harga BBM Subsidi Mengalami Kenaikan

apahabar.com, JAKARTA – Pelaku bisnis travel agen yang berkaitan dengan sektor industri pariwisata kembali menghadapi tantangan….

Featured-Image
Kawasan Kamal Muara. Foto: Berita Satu

bakabar.com, JAKARTA – Pelaku bisnis travel agen yang berkaitan dengan sektor industri pariwisata kembali menghadapi tantangan. Kedua sektor bisnis itu turut merasakan dampak kenaikan harga BBM subsidi dan nonsubsidi.

Salah satu pemilik kapal travel kawasan Muara Kamal, Ayu, 43 tahun, mengungkapkan ia sudah menjalankan usaha penyewaan kapal travel selama 17 tahun ikut merasakan dampak kenaikan BBM yang sudah di tetapkan pemerintah 3 September lalu. Sejak itu ia mengaku mengalami kesulitan mendapatkan solar.

“BBM sudah naik tapi barangnya susah. Solar tidak ada, susah kita carinya. Harga setinggi itu tapi solar tetap tidak ada, beli di pengecer. Kita keliling tapi kalau BBM naik, kami nelayan ini tambah susah,” ujar Ayu saat ditemui bakabar.com di kawasan Kamal Muara, Minggu (11/9/2022).

Ayu mengatakan semenjak kenaikan BBM, harga solar yang biasa ia beli melambung jauh dari harga normal di SPBU. Sebab, ia harus membeli solar di pengecer dengan harga mencapai Rp9.000 per liter.

“Agar travelnya tetap berjalan, jadi saya buat harga promo untuk mengundang wisatawan ikut trip 3 pulau dengan harga Rp59.000 untuk destinasi 3 pulau. Tapi harga Rp59.000 ini hanya untuk 10 pendaftar pertama. Sisanya ditutup dengan harga normal. Jadi mau tidak mau saya harus sedikit menombok agar travel ini tetap berjalan,” tambahnya.

Meski BBM subsidi mengalami kenaikan, tarif promo bagi 10 pendaftar pertama tersebut diberikan agar ia mendapatkan wisatawan yang bisa menaiki perahu travel miliknya. Adapun tarif normal yang dipatoknya sebesar Rp90.000 per orang.

Ayu mengungkapkan meski omset per minggu yang ia peroleh sebesar Rp 5 juta, tarif perjalanan yang ia patok tidak sebanding dengan harga BBM yang ia beli. Sekali perjalanan menuju Pulau Kelor, Pulau Onrust, dan Pulau Cipir perahu miliknya menghabiskan solar mencapai 46 liter.

Dengan konsumsi solar sebanyak itu, ia mengaku berat memikirkan operasional pengeluaran. Terlebih, kelangkaan solar dialaminya di kawasan Kamal Muara.

Hal ini juga membuat para wisatawan khawatir karena biaya perjalanan dan akomodasi wisata mereka menjadi lebih mahal. Ayu khawatir kondisi tersebut membuat daya beli wisatawan menurun, bahkan termasuk minat berwisata.

“Ya harapan saya, agar di ringankan untuk kami warga yang mata pencaharian sebagaian besar sebagai nelayan dan pelaku agen pariwisata kecil disini Agar tidak terlalu terbebani dengan harga BBM yang mahal,” jelasnya.

Salah satu wisatawan, Erwin mengungkapkan tarif wisata keliling di Pulau Kelor, Pulau Onrust, dan Pulau Cipir dinilainya masih terjangkau.

“Ya saya senang sih dengan harga segini sudah bisa jalan-jalan di akhir pekan, murah banget sih ini harganya. Rp59.000 sudah bisa pergi ke 3 pulau,” ungkapnya.

Reporter: Dian Finka



Komentar
Banner
Banner