bakabar.com, JAKARTA – Seorang peserta aksi solidaritas Palestina di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), Jakarta, Christian (24) cukup menarik perhatian karena ia mengenakan tanda salib.
Mengaku beragama Nasrani, Christian menyatakan konflik Palestina-Israel bukan konflik agama, namun hak asasi manusia.
Hal ini yang mendorongnya untuk ikut aksi di depan Kedubes AS ini.
“Saya sendiri saya concern sama isu hak asasi manusia. Menurut saya ini bukan konflik agama, ini konflik kemanusiaan,” ujar Christian, kutip CNNIndonesia.com di lokasi.
Ia ikut aksi dengan mengenakan atribut serba hitam dan mengenakan kalung salib panjang. Christian mengikuti aksi dengan membawa spanduk berisi dukungan terhadap Palestina.
Spanduk itu menulis, bahwa tidak perlu menjadi muslim untuk mendukung Palestina. Katanya, kita hanya perlu menjadi manusia untuk mendukung Palestina.
“You don’t need to be muslim to stand up for Gaza. You just need to be a human,” demikian tertulis dalam spanduk yang dibentangkan Christian.
Christian mengaku mengikuti aksi tersebut bersama ratusan warga dari ormas Islam, karena alasan kemanusiaan.
Oleh karena itu, dia mengaku kecewa saat mendengar salah satu peserta aksi ikut menyalahkan pemeluk agama Yahudi dalam konflik tersebut. Menurut Christian, tak semua warga Yahudi mendukung serangan Israel ke Palestina.
“Agak sedikit kecewa juga mendengar ada yang jelekin Yahudi dan lain-lain. Bagaimana pun juga enggak semua Yahudi bertindak demikian,” katanya.
Christian menyebut serangan Israel ke Palestina murni sebagai penjajahan. Dalam aksinya Christian menuntut dekolonisasi Israel terhadap Palestina segera dihapuskan, dan karena kemerdekaan Palestina harus dihapuskan.
“Berarti memang murni zionism state of Israel. Karena orang Yahudi di luar banyak yang enggak setuju,” kata dia.
“Tuntutan aksinya sih mungkin dekolonisasi karena Palestina berhak merdeka mungkin. Karena dirunut dari sejarah tanah Arab sih,” imbuhnya.