bakabar.com, RANTAU – Harga cabai rawit di Kabupaten Tapin meroket di pasaran, hingga mencapai Rp130 ribu per kilogram, Senin (8/3/2021).
Dari pantauan bakabar.com di Pasar Keraton Rantau, harga cabai rawit melonjak terjadi baru-baru ini saja.
Hal itu diakui Noorahayu, salah satu pedagang di sana. “Harga cabai naik. Di pasar harganya antara Rp100 ribu sampai adanya yang Rp130 ribu,” ujar dia.
Sebaliknya Kepala Dinas Perdagangan (Kadisdag) Tapin, H Harliansyah mengungkapkan, harga cabai berangsur naik sejak Januari 2021 tadi, terutama harga cabai rawit segar.
“Untuk cabai rawit bisa mencapai Rp120 ribu perkilo gramnya. Untuk yang jenis cabai lainnya harga relatif normal,” timpalnya.
Kenaikan itu menurut dia, dipengarahui berbagai faktor. Mengingat, sejak musim penghujan tadi, produksi petani cabai rawit di Tapin menurun.
Kondisi itu, belum lagi ditambah suplai dari berbagai daerah di Kalsel juga ikut turun pascabanjir.
“Faktor yang mempengaruhi naiknya harga, karena banyak lahan yang terendam air dan produksi menurun,” ungkap dia.
Biasanya, lanjut dia, di Tapin untuk pasokan cabai rawit di suplai dari lokal Kalsel. “Misalnya dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah dan lainnya, namun pascabanjir banyak lahan yang terendam,” jelasnya.
Senada dengan Kadisdag Tapin, Ketua Kelompok Tani Karya Baru, Junaidi menerangkan faktor cuaca membuat lahan tidak bisa ditanami.
Para petani, kata dia, mengganggu proses jadwal tanam. Sehingga, memicu naiknya harga cabai rawit. “Ada kenaikan bisa mencapai Rp 110 ribu, sejak Desember hingga sekarang,” ucapnya.
Lebih jauh dia mengungkapkan, jadwal tanam untuk sentral cabai rawit di Tapin, tepatnya di Desa Hiyung, diperkirakan bulan April. Dijadwalkan baru mulai panen Juli atau Agustus 2021.
“Di tempat kita sementara untuk cabai rawit hiyung basah tidak ada. Tapi kalau stok cabai kering untuk produksi abon cabai masih banyak,” ujarnya.