bakabar.com, BANJARBARU – Sejumlah pedagang di Pasar Bauntung Banjarbaru mengeluhkan jomplangnya harga minyak goreng dalam kemasan di pasar tradisional dengan di ritel modern.
Menurut mereka, pemerintah terkesan berat sebelah, di mana ritel modern lebih dahulu mendapat subsidi minyak goreng dalam kemasan. Karenanya, harga di pasar lebih tinggi dengan selisih hingga Rp10 ribu, dan itu berdampak pada sepinya pembeli.
“Selisihnya jauh, yang disubsidi cuma minimarket, jadi gak ada yang beli minyak di pasar (tradisional) karena harga masih mahal,” terang pedagang, Hamdah saat ditemui Jumat (21/1).
Bahkan, lanjutnya informasi terbaru dari agen harga akan naik lagi, karena agen katanya juga tidak disubsidi pemerintah.
“Ya saya stop dulu, yang ada juga masih banyak tidak terjual,” sambungnya.
Dibeberkan Hamdah, harga minyak goreng dalam kemasan di pasar berkisar Rp19 ribu hingga Rp20 ribu per liternya, tergantung merek. Dan Rp40 ribu hingga Rp42 ribu untuk kemasan 2 liter.
“Kami belinya di agen per 1liter itu Rp18 ribu, kalau yang 2 liter Rp38 ribu, beda merek beda juga harganya,” jelasnya.
Sistem di pasar sendiri sebutnya, jika harga naik kemudian turun, maka barang akan dijual sesuai harga rata tengahnya sehingga masih bisa bersaing dengan ritel modern.
Namun, untuk harga minyak goreng dalam kemasan yang ia dapat melalui agen katanya memang naik terus.
“Agen juga bingung, semoga pemerintah memperhatikan pedagang pasar seperti kami, sehingga harga bisa sama,” tuntasnya.
Adapun secara terpisah, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Banjarbaru, Abdul Basid mengatakan jika subsidi ini mengikuti arahan pemerintah pusat. Yang mana diakuinya masih hanya berlaku di seputaran ritel-ritel modern.
“Untuk tahap ini kan ritel modern dulu untuk menanggulangi melambungnya harga minyak goreng ini. Untuk pedagang atau agen kita masih menunggu instruksi pusat, ini kan bersifat nasional,” katanya.
Dari pantauannya, memang ujar Basid bahwa di pasar tradisional masih berpatokan harga lama.
Ia pun tak menampik jika mendengar curhatan para pedagang yang mau tak mau harus menjual di atas harga ritel.
Untuk mengatasi ini, Basid mengklaim jika Disdag Banjarbaru akan menggelar operasi pasar dalam waktu dekat. Fokus barang yang dijual nanti katanya masih seputaran minyak goreng kemasan.
“Hari Selasa tanggal 25 Januari rencananya akan ada operasi pasar khusus Minyak Goreng di depan kantor Disdag Banjarbaru,” jelasnya.
Adapun untuk merek yang dijual yakni merek Alif atau merek lokal.
Terakhir, ia memastikan bahwa ritel-ritel modern di Banjarbaru terutama yang punya jaringan atau manajemen besar tegas Basid sudah memberlakukan harga Rp14 ribu per liternya sejak tanggal 19 Januari lalu.
“Karena ritel ini kan sifatnya ada manajemen, jadi mereka secara serentak menurunkan harganya. Kita juga terus informasikan ke ritel-ritel modern lainnya,” tuntasnya.