bakabar.com, PONTIANAK – Isak tangis pecah saat kedatangan lima jenazah dalam satu keluarga di pintu kedatangan VIP Pemda Kalbar, Bandara Internasional Supadio Pontianak, Minggu (24/1) kemarin.
Kelima jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 ini, di antaranya Ratih Windania (26), Toni Ismail (59) sang ayah dari Ratih dan Rahmawati (59) ibu dari Ratih.
Kemudian Yumna Fanisyatuzahra (3) anak Ratih dan keponakan, Athar Rizki Riawan (8).
Semuanya merupakan keturunan dari pensiunan TNI-AD, kelahiran Kandangan, Kalimantan Selatan, Almarhum Ustadz H Syahrani Bajuri.
Ratih Windania adalah Owner Soto Banjar Ninik Acil di Pontianak.
Iwan Kurniawan, ayah dari Athar mengatakan kelima jenazah dibawa ke rumah duka di Kompleks Sepakat Damai, Blok C5, Jalan dr Wahidin Sudirohusodo, Kota Pontianak.
Selanjutnya disalatkan di Masjid Al-Hikmah, tidak jauh dari rumah duka.
Kemudian dimakamkan di Pemakaman Babusalam Gang Alhikmah, Jalan dr Wahidin Sudirohusodo.
"Kami juga berterima kasih kepada para tim penyelamat yang telah susah payah membantu mencari mereka. Kami mohon doanya untuk keluarga kami," ucap Iwan dilansir Suara.com, Minggu (24/1) kemarin.
Yumna, keponakan dari Iwan, menjadi sosok yang paling ditunggu jenazahnya oleh pihak keluarga.
Sebab, jenazah ibu kandung, sepupu, serta kakek dan neneknya sudah lebih dulu teridentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
Yumna baru teridentifikasi pada 22 Januari 2021, bertepatan dengan hari penutupan Posko Crisis Center di Bandara Supadio Pontianak.
Sementara ibunya, Ratih lebih dahulu teridentifikasi, pada 20 Januari 2021.
Sebelumnya juga jenazah kakeknya, Toni Ismail dan neneknya, Rahmawati sudah teridentifikasi 15 Januari 2021.
Adapun sepupunya, Athar Rizki Riawan teridentifikasi pada 18 Januari 2021.
Dalam kecelakaan ini, Yumna identik dengan jaket pink bergambar minnie mouse.
Seperti terekam dalam video terakhir yang diunggah Ratih, ibu Yumna di Instastory Instagram.
Video ini menjadi rekaman terakhir mereka saat berada di Bandara Internasional Soekarno Hatta, sebelum berangkat ke Pontianak menggunakan pesawat Sriwijaya SJ-182.
"Kami memang berharap dan menunggu semuanya teridentifikasi, agar bisa dimakamkan sekaligus di Pontianak," tutur Iwan.
Setibanya lima jenazah keluarga Iwan menggunakan Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-184 ini, kemudian dilakukan penyerahan dari Kepala Kantor SAR Kalbar Yopi Haryadi kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar.
Selanjutnya, Gubernur Kalbar Sutarmidji menyerahkan jenazah kepada pihak keluarga.
Sutarmidji mewakili Pemprov Kalbar turut menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah ini.
"Semoga semua almarhum dan almarhumah korban kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 ditempatkan yang terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan kepercayaannya masing-masing. Yakinlah kalau para korban, dalam hal ini meninggal dalam keadaan sahid dan ditempatkan yang terbaik di sisi Allah SWT," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, pesawat yang ditumpangi mereka rute Jakarta-Pontianak ini, hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) pukul 14.40 WIB.
Kemudian dinyatakan jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, yakni di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat tinggal landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB.
Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes penerbangan, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru.
Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi, sedangkan 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra.