Nasional

PDIP: Tidak Boleh Ada Pembunuhan Tokoh Politik di Indonesia

apahabar.com, JAKARTA – Politikus PDI Perjuangan Charles Honoris mengatakan, pembunuhan tokoh politik sebagaimana terjadi di Timur…

Featured-Image
Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Charles Honoris. Foto – Kurnia Sari Aziza/Kompas.com

bakabar.com, JAKARTA – Politikus PDI Perjuangan Charles Honoris mengatakan, pembunuhan tokoh politik sebagaimana terjadi di Timur Tengah dan Amerika Latin tidak boleh ada di Indonesia.

Menurut Charles, rencana pembunuhan terhadap tokoh-tokoh politik nasional sebagaimana diungkap kepolisian menunjukkan ada upaya memainkan politik kekerasan oleh segelintir elit sebagai ekspresi ketidakpuasan terhadap proses elektoral yang sudah berjalan.

“Negara tidak boleh membiarkan aksi kekerasan tersebut sebelum telanjur menjadi ‘lingkaran setan kekerasan’ dalam perpolitikan Indonesia,” kata Charles, seperti dilansir Antara, Rabu (12/6/2019).

Dikatakannya, dalam beberapa dekade terakhir, ratusan tokoh politik di Amerika Latin menjadi korban pembunuhan dari lawan politik, kartel narkotika dan kekuatan militer.

"Tidak sedikit juga tokoh politik di Timur Tengah yang meninggal dunia karena dibunuh, sebut saja pembunuhan mantan PM Lebanon Rafik Hariri, yang membawa negara tersebut kepada tradisi kekerasan yang seakan tak berkesudahan," ujar Charles.

Ia mengatakan, Indonesia tidak memiliki tradisi perebutan kekuasaan dengan cara-cara pembunuhan tokoh politik seperti itu. Oleh karena itu, segenap anak bangsa hendaknya bersatu untuk menentang dan tidak memberi ruang sedikitpun terhadap segala bentuk politik kekerasan.

“Perebutan kekuasaan dalam negara demokratis seperti Indonesia haruslah melalui pemilu, bukan dengan desing mesiu,” kata anggota Fraksi PDIP DPR RI itu.

Anggota Komisi I DPR itu memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada TNI dan Polri yang telah mencegah terjadinya pembunuhan tokoh-tokoh politik, dan menjadi benteng terdepan NKRI.

Kesiapsiagaan TNI-Polri dalam menjaga NKRI, lanjut Charles, hendaknya juga diikuti dengan sikap elit yang antikekerasan dan mengedepankan cara-cara bermartabat dalam berpolitik.

“Elit politik seharusnya menyadari bahwa kekuasaan bukanlah segalanya sehingga tidak perlu cara-cara jalanan untuk merebutnya. Sebaliknya, sekeras apa pun pemilu sebagai mekanisme perebutan kekuasaan yang sah dalam negara demokratis tidak boleh membawa Indonesia pada sebuah lingkaran setan kekerasan,” ujar Charles.

Baca Juga:Jokowi Minta Masukan Kadin dan HIPMI untuk Perbaikan Ekonomi

Baca Juga:Bareskrim Polri Tolak Laporan Eks-Komandan Tim Mawar, Ini Alasannya

Sumber: Antara

Editor: Aprianoor



Komentar
Banner
Banner