bakabar.com, JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) angkat bicara terkait remaja pria yang berbusana wanita di Citayam Fashion Week. Hal itu dinilai tak sesuai dengan ajaran agama.
Ketua PBNU Bidang Keagamaan, KH Ahmad Fahrurrozi atau Gus Fahrur, menjelaskan seorang lelaki tidak boleh berpakaian menyerupai perempuan maupun sebaliknya.
“Dalam ajaran Islam, berbusana diwajibkan menutup aurat, tak membentuk lekuk tubuh, tidak transparan dan tidak menyerupai pakaian laki laki dan pakaian non muslim,” papar Gus Fahrur seperti dilansir Suara, Senin (25/7).
“Hal itu juga sejalan dengan Surat Al Ahzab ayat 59 yang artinya Nabi diminta menyerukan kepada istri dan anak-anak perempuanmu untuk mengulurkan jilbab ke seluruh tubuh mereka,” imbuhnya.
Sedangkan larangan muslim lelaki menyerupai perempuan atau sebaliknya dijelaskan dalam sebuah hadis sahih tentang laknat Allah.
“Larangan tersebut tidak hanya berkaitan dengan persoalan busana, melainkan juga cara berjalan dan berbicara,” tegas Gus Fahrur.
“Memang peragaan busana dan mengikuti tren mode tentu diperbolehkan. Dengan catatan peragaan dilakukan untuk syiar. Juga hanya dihadiri wanita atau lelaki, tidak ada percampuran wanita berlenggak- lenggok di depan pria,” imbuhnya.
Sementara Sekjen PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, menegaskan semestinya kebebasan berekspresi tetap menghormati nilai-nilai agama dan budaya bangsa.
“Masyarakat memiliki hak dan kebebasan berekspresi. Akan tetapi itu hendaknya dilakukan dengan tetap menghormati nilai-nilai agama dan budaya bangsa yang mulia,” beber Abdul Mu’ti.
Sebelumnya Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, juga menyatakan bakal menindak remaja pria yang berbusana perempuan di Citayam Fashion Week.
“Kami akan melakukan penjangkauan terhadap remaja pria yang menggunakan pakaian wanita di kawasan Dukuh Atas itu,” tandas Riza Patria.
