Tak Berkategori

Pasokan Terganggu, Harga Minyak Melonjak

apahabar.com, NEW YORK – Harga minyak melonjak lagi pada akhir perdagangan Rabu (17/2) waktu setempat atau…

Featured-Image
Ilustrasi – Ladang minyak BP Eastern Trough Area Project (ETAP) di Laut Utara, sekitar 100 mill dari Aberdeen Skotlandia. Foto-Reuters/Andy Buchanan via Antara/am

bakabar.com, NEW YORK – Harga minyak melonjak lagi pada akhir perdagangan Rabu (17/2) waktu setempat atau Kamis (18/2) pagi WIB.

Kenaikan harga minyak karena suhu Texas yang dingin menutup produksi di seluruh negara bagian penghasil minyak mentah terbesar AS, dengan cuaca dingin yang tidak biasa diperkirakan akan menghambat produksi selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu.

Melangsir Antara, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April ditutup pada 64,34 dolar AS per barel, naik 99 sen atau 1,6 persen. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret menetap di 61,14 per barel, terangkat 1,09 dolar AS atau 1,8 persen. Kedua acuan berada di level tertinggi sejak Januari tahun lalu.

Minyak telah didukung oleh pembatasan pasokan OPEC+, pemotongan pasokan tambahan Arab Saudi, dan harapan rebound permintaan karena vaksinasi Covid-19.

Cuaca dingin bersejarah sejak akhir pekan di Texas, yang memasok sebagian besar minyak mentah AS dan merupakan bagian dari pusat penyulingan utama AS, telah mendorong harga lebih tinggi.

“Ini baru saja membawa kami ke tingkat berikutnya,” kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York. “Minyak mentah WTI mungkin akan mencapai maksimal mendekati 65 dolar AS,” kata Yawger.

Cuaca beku mendalam di AS telah menutup sekitar satu juta barel produksi per hari dan diperkirakan akan mengganggu produksi selama beberapa hari jika tidak berminggu-minggu, kata pakar industri, karena wellheads (kepala sumur) telah membeku dan jaringan pipa telah ditutup.

Setidaknya seperlima dari produksi penyulingan AS telah dihentikan, yang memperlemah permintaan minyak mentah pada saat yang sama produksi sedang turun, kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York.

"Ada sedikit tarik-ulur yang terjadi karena meskipun pasokan telah ditutup, penyulingan juga sedang turun sehingga tidak banyak yang meminta," kata Kilduff.

Tidak seperti badai yang dapat dengan hebat menyerang operasi minyak Gulf Coast AS, Kilduff mengatakan dia tidak memperkirakan kerusakan infrastruktur dari suhu beku.

“Ini semua akan mencair dan segalanya akan meningkat lebih cepat,” katanya.

Dalam sebuah pernyataan yang membantu meredakan kekhawatiran bahwa OPEC dan produsen minyak sekutunya akan mengumumkan rencana untuk meningkatkan produksi setelah pertemuan bulan depan, Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan masih terlalu dini untuk menyatakan kemenangan melawan virus Covid-19 dan produsen minyak harus tetap “sangat berhati-hati”.

Lingkungan harga yang lebih kuat telah memberi perhatian lebih pada OPEC+, yang mengelompokkan OPEC, Rusia, dan produsen-produsen sekutu. Mereka akan bertemu untuk menetapkan kebijakan pada 4 Maret.

Sumber OPEC mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok produsen itu kemungkinan akan mengurangi pembatasan pasokan setelah April karena pemulihan harga.

Stok minyak mentah AS turun 5,8 juta barel dalam sepekan hingga 12 Februari menjadi sekitar 468 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penarikan 2,4 juta barel, data American Petroleum Institute (API) menunjukkan.

Data persediaan minyak Badan Informasi Energi AS (EIA) akan dirilis pada Kamis waktu setempat, ditunda sehari setelah hari libur pada Senin (15/2/2021).



Komentar
Banner
Banner