bakabar.com, JAKARTA – Pascaletusan gunung api, Kantor Perdana Menteri Siaosi Sovaleni mengatakan Tonga telah mengalami bencana besar “yang tidak pernah terjadi sebelumnya”.
Pemerintah menuturkan Tonga diselimuti abu tebal vulkanik setelah letusan gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha’apai, 65 km utara ibu kota Tonga terjadi pada akhir pekan lalu.
Akibat letusan itu, sebagian besar wilayah Tonga juga disapu gelombang tsunami setinggi 15 meter, seperti dilansir CNN Indonesia yang mengutip The Guardian.
Tsunami tersebut dilaporkan berdampak pada pulau-pulau kecil yang terpencil. Rumah-rumah dikabarkan rusak parah oleh hantaman tsunami dan hanya menyisakan dua rumah yang selamat.
Dalam pernyataan itu, pemerintah Tonga juga mengonfirmasi tiga kematian akibat bencana tersebut. Sebanyak dua penduduk setempat dan satu warga negara Inggris dilaporkan meninggal.
Erupsi juga membuat sebagian wilayah Tonga berkabut akibat hujan abu yang turun, upaya bantuan pun menjadi terhambat.
Para relawan diketahui membersihkan landasan udara untuk memungkinkan pesawat membawa sejumlah bantuan ke daerah terdampak.
Dalam laporan terbarunya, pemerintah Tonga mengatakan layanan internet di daerah tersebut mati total. Namun, sejumlah layanan telepon lokal disebut tersedia. Ia mengatakan saat ini Tonga sedang berusaha memulihkan jaringan komunikasinya.
Selain jaringan komunikasi, pemerintah juga melaporkan puluhan rumah di pulau Tongatapu rusak, sementara evakuasi di pulau-pulau yang terdampak parah tengah berlangsung. Ia juga menyebut pasokan air di wilayahnya telah tercemar oleh abu vulkanik.
Sejumlah penerbangan juga terpaksa dihentikan sementara.
Diketahui, Tonga dihantam tsunami pada Sabtu (15/1) akibat letusan gunung api bawah laut Hunga-Tonga-Hunga-Ha’apai.
Letusan itu terjadi pertama kali pada Jumat (14/1) yang melemparkan gumpalan abu sejauh 20 km ke udara.
Kemudian letusan kedua terjadi pada Sabtu (15/1) pukul 17.26 waktu setempat yang memicu gelombang tsunami setinggi 1,2 meter menurut Badan Meteorologi Australia.